Tanggungharjo, 2 Agustus 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) Giat 12 SKM Desa Tanggungharjo melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan masyarakat melalui Program "JERAMI (Jentik Redam dengan Abate Alami)". Program ini mengusung inovasi pemanfaatan serai sebagai abate alami untuk mengendalikan jentik nyamuk Aedes aegypti, sekaligus memperkuat edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang berfokus pada pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kegiatan ini diawali dengan penyuluhan mengenai bahaya DBD, pola penularannya, serta pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk. Mahasiswa KKN menekankan bahwa langkah pencegahan merupakan cara paling efektif dalam menurunkan kasus DBD, salah satunya dengan mengendalikan jentik di tempat-tempat penampungan air.
Sebagai bentuk praktik langsung, Mita Ramadhani sebagai penanggung jawab kegiatan, melakukan demonstrasi pembuatan abate alami berbahan dasar serai (Cymbopogon citratus). Tanaman serai diketahui mengandung senyawa aktif seperti citronellal dan geraniol yang bersifat larvasida, sehingga efektif membunuh jentik nyamuk. Dalam demonstrasi tersebut, peserta ditunjukkan proses pembuatan abate alami mulai dari pengolahan bahan hingga cara penggunaannya secara sederhana di rumah tangga.
Tidak hanya memberikan penyuluhan dan praktik, mahasiswa juga menyusun modul Program JERAMI sebagai panduan tertulis. Modul ini memuat informasi lengkap meliputi:Â
Pengenalan penyakit DBD dan karakteristik nyamuk Aedes sp.
Pemanfaatan tanaman serai sebagai alternatif abate alami
Prosedur pembuatan abate alami dari serai
Keunggulan, tantangan, serta rekomendasi penggunaannya di masyarakat
Sebagai tindak lanjut, modul tersebut secara resmi diserahkan kepada Bidan Desa Tanggungharjo, Ibu Nur Ajizah, Amd. Keb. Penyerahan ini menjadi langkah penting agar edukasi dapat diteruskan secara berkelanjutan melalui peran tenaga kesehatan desa. Dengan begitu, program ini tidak hanya berhenti pada saat KKN berlangsung, tetapi juga bisa diterapkan secara jangka panjang oleh masyarakat.
Mahasiswa KKN UNNES Giat 12 SKM Desa Tanggungharjo, berharap Program JERAMI dapat menjadi salah satu solusi inovatif dalam pengendalian DBD berbasis potensi lokal. Dengan memanfaatkan tanaman yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar, masyarakat diharapkan dapat melakukan pencegahan DBD secara mandiri, ramah lingkungan, serta berkelanjutan.
Program ini sekaligus membuktikan bahwa upaya kecil yang dilakukan bersama, seperti pemanfaatan serai untuk redam jentik, mampu memberikan dampak besar bagi kesehatan masyarakat. Dengan sinergi antara mahasiswa, tenaga kesehatan, dan warga, cita-cita mewujudkan lingkungan sehat dan bebas DBD bukanlah hal yang mustahil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI