Sebagai tindak lanjut, modul tersebut secara resmi diserahkan kepada Bidan Desa Tanggungharjo, Ibu Nur Ajizah, Amd. Keb. Penyerahan ini menjadi langkah penting agar edukasi dapat diteruskan secara berkelanjutan melalui peran tenaga kesehatan desa. Dengan begitu, program ini tidak hanya berhenti pada saat KKN berlangsung, tetapi juga bisa diterapkan secara jangka panjang oleh masyarakat.
Mahasiswa KKN UNNES Giat 12 SKM Desa Tanggungharjo, berharap Program JERAMI dapat menjadi salah satu solusi inovatif dalam pengendalian DBD berbasis potensi lokal. Dengan memanfaatkan tanaman yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar, masyarakat diharapkan dapat melakukan pencegahan DBD secara mandiri, ramah lingkungan, serta berkelanjutan.
Program ini sekaligus membuktikan bahwa upaya kecil yang dilakukan bersama, seperti pemanfaatan serai untuk redam jentik, mampu memberikan dampak besar bagi kesehatan masyarakat. Dengan sinergi antara mahasiswa, tenaga kesehatan, dan warga, cita-cita mewujudkan lingkungan sehat dan bebas DBD bukanlah hal yang mustahil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI