Mohon tunggu...
Mohamad Alifsyah Rifky
Mohamad Alifsyah Rifky Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter

Mengurangi Insecure, banyak-banyak bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Editor Menurut Saya

2 Oktober 2017   18:33 Diperbarui: 2 Oktober 2017   18:37 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Editor menurut saya adalah seorang pekerja yang pada saat "menginjak" usia dewasa, rambutnya akan rontok dan membentuk gaya rambut seperti seorang profesor. Pendapat saya tadi berlaku untuk editor berkelamin laki- laki. Pendapat itu saya dapatkan berdasarkan pengalaman saya pribadi, mohon maaf jika anda maupun kalian tersinggung atas pendapat saya ini. Karena pendapat ini hanyalah gurauan saja. Untuk mencairkan suasana antara saya dengan anda sebelum masuk ke topik pembicaraan yang lebih serius.

 Editor menurut saya adalah seseorang yang mampu membuat sebuah produk menjadi lebih baik untuk dipublikasikan. Karena itu saya ingin menjadi seorang editor, bukan karena tujuan editor yang tadi telah saya jabarkan. Melainkan karena penjelasan dari pak Bambang Trim disaat saya mengikuti mata kuliah beliau. Perlu anda tahu, Pak Bambang Trim mengajar mata kuliah editing di kelas saya di semester ini.

Pak Bambang Trim menjelaskan bahwa pekerjaan di dunia desainer grafis kedepannya akan penuh sesak. Mengapa saya membahas soal dunia desain grafis? Karena, itu adalah salah satu dunia yang saya minati, walaupun tidak terlalu mahir. Saya juga ingin mencari pekerjaan di dunia desainer grafis setelah lulus dari kampus dan bergelar ahlimadya. Akan tetapi setelah mendapatkan penjelasan yang realisitis dari pak Bambang Trim, saya mencoba untuk mencari tujuan lain.

Pak Bambang Trim memberikan pernyataan sekaligus jawaban bagi saya ketika kuliah masih berlangsung. Pernyataan beliau berkaitan dengan dunia editing dan editor, bahwa tingkat minat seseorang menjadi editor di Indonesia masih kecil. Di Indonesia, pekerjaan menjadi editor jarang ada peminatnya, sehingga lapangan pekerjaan bagi editor- editor muda masih sangat luas. Itulah alasan saya ingin menjadi seorang editor.

Dunia Editor masih sangat luas dan lengang kedepannya, sedangkan dunia desainer grafis yang saya minati dulu kedepannya akan penuh sesak. Bukan maksud saya membanding- bandingkan dunia editing dengan desain grafis. Melainkan, saya hanya berpendapat bahwa dunia editing memiliki kesempatan yang lebih baik bagi saya kedepannya. Itulah yang saya "cerna" ketika mendapatkan pernyataan dari pak Bambang Trim pada mata kuliah editing. Mohon maaf jika anda atau kalian yang tersinggung atau tidak setuju atas pendapat saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun