Mohon tunggu...
Zelie Petronella
Zelie Petronella Mohon Tunggu... wiraswasta -

I read to escape from reality, I write to keep myself sane. Blog: https://zpetronella.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pencitraan

10 September 2012   11:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 2576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ijinkan saya menjelaskan apa  itu pencitraan dalam pendapat saya sendiri. Pencitraan adalah suatu upaya pembentukan opini publik sesuai dengan harapan pihak yang melakukan pencitraan tersebut. Umumnya, yang melakukan pencitraan ini adalah orang yang bersangkutan. Tetapi, bisa juga dilakukan dengan bantuan tim sukses atau orang terdekat. Bisa secara ekplisit atau implisit. Bisa tertulis ataupun lisan. Contohnya bisa kita lihat di dalam film The Iron Lady, yang mengkisahkan tentang Margaret Thatcher, mantan PM Inggris. Dalam film tersebut, ada adegan yang menunjukkan bagaimana Margaret belajar dengan seorang guru vokal untuk merubah gaya bicara Margaret agar tidak melengking lagi. Agar terdengar lebih lugas dan tegas. Nah, pencitraan tidak hanya dibuat dengan cara merubah penampilan. Tapi, ada juga yang melakukan pencitraan dengan tulisan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan petinggi organisasi atau bahkan negara. Kebanyakan mempunyai tim penulis pidato khusus yang berkewajiban untuk membuat suatu pidato yang akan meningkatkan citra baik tapi tetap sesuai dengan karakter orang yang akan membacakannya. Paling mudah, di jejaring sosial bisa kita temukan beberapa akun milik selebriti atau orang terkenal lainnya yang dikelola oleh tim managemen atau tim sukses orang yang bersangkutan. Mereka bertugas memastikan bahwa berita yang tersampaikan terdengar/terlihat personal tapi tetap tidak membawa dampak buruk atau minimal, tidak membawa dampak yang tidak diharapkan. Bukan tidak mungkin pula, mereka yang mengelola jejaring sosialnya sendiri sebenarnya tetap diarahkan oleh tim atau mungkin orang tertentu. Lalu, pertanyaan yang mungkin akan muncul selanjutnya, apakah ini adalah suatu hal yang baik? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Ya, karena kebanyakan orang tidak bisa menerima ketidaksempurnaan. Seperti yang saya sebut di awal, kebanyakan orang menuntut untuk diterima apa adanya tapi tidak bisa menerima orang lain apa adanya. Seseorang bisa diserang dengan begitu kejam karena kesalahan memilih kata padahal dia sudah mengucapkan jutaan kata baik. Tidak, karena terkadang pencitraan akhirnya membentuk opini publik terhadap sosok ‘lain’ dari orang tersebut yang sebenarnya bahkan tidak dia miliki. Anggap saja, demi pencitraan, dia harus berbohong, mengatakan dia melakukan suatu hal yang tidak pernah dia lakukan. Pencitraan tersebut akan membuatnya tersiksa dan paling penting, membuatnya tidak menjadi diri sendiri. Apalagi, saat kebohongannya terbongkar, bukankah itu hanya akan menambah masalah? Sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, kita pernah dan terkadang perlu melakukan pencitraan. Contoh paling simple, ada beberapa dari kita yang enggak mau mengumbar kegalauan kita ke publik. Padahal, kita sering banget terjebak dalam kegalauan. Atau, sebenernya jago banget nulis puisi dan saat ada yang komentar, malah bilang itu cuma nyontek dari buku yang entah terbitnya dimana. Atau bisa juga enggak mau upload foto narsis kita karena takut dibilang alay. Yang ingin saya sampaikan disini adalah, pencitraan itu bisa berdampak baik kalau kita tau batasnya. Pencitraan bisa menolong kita dianggap sebagai seseorang yang kita harapkan. Tapi, menurut saya, bukankah lebih asyik dan lebih menyenangkan kalau orang mengenal kita sebagai diri kita sendiri? Kita tidak akan pernah jadi sempurna. Masyarakat memang selalu sulit menerima ketidaksempurnaan seseorang. Siapa yang bisa menganggap seseorang sempurna selain dirinya sendiri? Jaga sikap, itu harus. Jaga omongan, itu penting. Tapi, lakukan karena memang kamu adalah orang yang menghargai orang lain dan paling penting, menghargai dirimu sendiri. Bukan karena kamu butuh ‘pengakuan’ dan ‘penerimaan’ dari orang lain. Be your self and proud. Cheers! - disadur dari http://zpetronella.wordpress.com/2012/09/10/pencitraan/ (blog saya sendiri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun