Mohon tunggu...
Mariska Shinta
Mariska Shinta Mohon Tunggu... -

menyukai hal-hal yang menyangkut sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kematian Mengenaskan yang Menimpa Teman & Tetangga Saya

3 Agustus 2010   04:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tadi malam, sehabis pulang kerja, saya dikejutkan dengan berita duka bahwa tetangga saya meninggal tertabrak truk ketika ingin berangkat kerja dengan naik motor yang ia pinjam dari adiknya. Berarti kemarin adalah hari terakhir dimana ia mengunjungi orang tua beserta adik-adiknya. Tidak seperti biasanya ia ingin menggunakan motor matic untuk berangkat kerja. Mungkin karena sudah lama tidak berkunjung ke Depok karena dia baru saja pindah ke daerah Bogor, dari sebelumnya tinggal di PMI alias Pondok Mertua Indah. Dan mungkin, karena sebelumnya belum pernah menggunakan motor matic makanya ia penasaran ingin mencobanya.

Mama saya yang biasanya berbelanja lauk pauk di rumah ibunya menjadi kaget, kok tiba-tiba warungnya tutup. Saya sempet heran tadi malam karena di rumah kok lauknya ala kadarnya aja, ternyata sang ibu sedang berduka. Mama saya masih belum sadar kalau anak ibu tersebut meninggal tertabrak truk karena berita yang mama saya dapat adalah anak ibu itu hanya tertabrak saja dan sudah berada di RS. Pada siang hari, ketika mama saya ingin ke warung di sebrang warung ibu itu, mama saya heran kok para tetangga berwajah sendu. Akhirnya mama saya baru dapat informasi yang jelas bahwa anak ibu itu meninggal tertabrak truk dan tidak dirawat di RS, karena sudah langsung meninggal di TKP. Katanya sih terpelanting jauh akibat tertabrak truk dan badannya hanya memar sedikit. Disinyalir benturan yang sangat keras di daerah kepala membuatnya meninggal saat itu juga.

Saya jadi teringat dengan kematian yang mengenaskan yang terjadi pada teman se-SMP saya. Teman saya itu bekerja sebagai supir untuk mobil sewaan yang notabene adalah mobil Bapaknya sendiri, jadi masih usaha keluarga gitu. Nah, suatu hari ketika melewati daerah Jonggol yang sepi, ia dihadang oleh 2 pengendara motor yang ternyata membawa clurit. Teman saya yang berusaha mempertahankan kendaraannya malah digorok lehernya oleh si pengendara motor tersebut hingga ia tewas di TKP.

Sebelumnya di benak saya pernah terlintas kematian. Tetapi saya tidak menyangka bahwa hal itu malah sebagai semacam tanda bahwa akan ada orang yang akan mati, entah itu orang yang saya kenal atau tidak. Saya tidak suka bila mengingat kematian, tapi saya ingat bahwa suatu saat kita akan mati jua. Sungguh kita tidak tahu kapan kita akan mati dan bagaimana kita akan mati. Semoga kita mati dalam keadaan yang baik, amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun