Mohon tunggu...
Miss Rochma
Miss Rochma Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Semua orang yang saya kenal adalah orang yang luar biasa dalam pemikirannya sendiri. Tulisan saya dengan gaya bahasa yang berbeda? disini : http://www.mamaarkananta.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Opor Ayam Untuk Cah Ayu

9 September 2010   14:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ceklek..

Pintu depan sebuah rumah berdinding kayu terbuka lebar. Angin malam yang dingin masuk dengan cepat bersamaan dengan masuknya seorang laki-laki berbaju hijau tua yang mulai luntur warnanya. Melihat laki-laki itu masuk, seorang ibu yang awalnya duduk bersila memangku anaknya yang sedang tidur, segera menghampiri.

“Pak, gimana? Dapat uang berapa hari ini?” tanya ibu gelisah, masih dengan menggendong anaknya yang masih tidur.

“Sepi pelanggan hari ini, Bu. Orang-orang sudah pada mudik kelihatannya” ucap bapak pasrah. Kemudian duduk di sebuah kursi kayu lalu menyeruput secangkir teh hangat yang mulai dingin di atas meja yang berbahan kayu pula.

“Tapi pak, kita berdua sudah janji buatkan opor ayam buat cah ayu besok”

“Sepertinya kita makan tempe saja besok, Bu. Bapak sudah nggak ada simpanan uang lagi sekarang” kata bapak sambil mengelus kepala putrinya, yang setiap hari selalu dipanggil dengan sebutan cah ayu karena wajahnya yang memang ayu meskipun kulitnya sawo matang. Si ibu terduduk lemas teringat janjinya pada cah ayu yang tidak bisa dipenuhinya besok. Membuat opor ayam.

“Zakat dari masjid, pak? Ada?” tanyanya dengan membetulkan pangkuan anaknya yang melorot.

“Bu, jangan mengharapkan sesuatu yang belum tentu menjadi rizqi kita. Ayo kita tidur untuk persiapan sholat besok. Badanku capek sekali hari ini, Bu” ujar bapak sambil melepas bajunya, kemudian masuk ke dalam kamar.

Mendengar ucapan bapak yang memang ada benarnya, si ibu hanya bisa pasrah. Dalam pikirannya, dia bingung dengan apa yang akan disampaikannya besok kepada cah ayu tentang ketidakmampuannya memenuhi janji. Ketika menaruh cah ayu di sebuah dipan yang sudah lapuk, sebuah ketukan terdengar dari luar rumah. Dihampirinya suara ketukan oleh si ibu. Seorang remaja berumur kira-kira 16 tahun berdiri di depan pintu sambil membawa beberapa kresek hitam.

“Bu, ini zakat fitrah dari ayah dan mama. Ngapunten, baru bisa diberikan sekarang” ucap remaja itu sambil menyerahkan 2 kresek hitam berisi beras. Si ibu menerima beras itu dengan mulut ternganga.

“Ini juga dari mama. Mama sendiri yang bikin, buat cah ayu katanya” remaja itu menyerahkan sebuah kresek hitam yang lebih kecil. Dilongoknya isi kresek oleh si ibu, opor ayam.

“Ya Allah, Le, matur suwun. Bilang sama ayah dan mamamu yah” ucap si ibu sambil mengelus lengan remaja itu. Sambil mengucapkan banyak syukur karena besok bisa memberikan opor ayam kepada cah ayu

__________

Segala khilaf dan kesalahan, mohon dimaafkan. Met lebaran semua...!!!!! (^_^)/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun