Asia Timur seperti Jepang (JABEE), Korea (ABEEK), dan Taiwan (HEEACT) tetap memelihara level mutu yang jelas.
Alasannya sederhana: mutu pendidikan tinggi bukan sesuatu yang hitam-putih. Jenjang mutu membantu industri, masyarakat, dan pemerintah mengambil keputusan yang tepat, sekaligus memberi insentif bagi kampus untuk terus naik kelas.
Risiko Penyederhanaan Terlalu Ekstrem
Jika semua prodi hanya dibedakan menjadi “terakreditasi” atau “tidak”, ada risiko nyata:
Penurunan motivasi perbaikan berkelanjutan. Prodi mungkin merasa cukup dengan status minimal.
Kebingungan publik. Masyarakat sulit mengukur mutu sebenarnya.
Seleksi berbasis reputasi institusi, bukan kualitas prodi. Ini merugikan prodi bagus di kampus kecil.
Pemetaan kebijakan nasional melemah. Pemerintah sulit menentukan mana yang perlu pembinaan, mana yang siap didorong ke level global.
Mengapa Justru Perlu Dilengkapi, Bukan Disederhanakan
Alih-alih memotong jenjang, Indonesia justru bisa mengadopsi sistem multi-level yang fleksibel, misalnya: