Mohon tunggu...
Misbah Yaser
Misbah Yaser Mohon Tunggu... Freelancer - Wartawan

Wartawan Muda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengkritik dan yang Dikritik Harus Belajar dari SBY

21 Maret 2018   19:26 Diperbarui: 21 Maret 2018   19:30 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: gettyimages.com

Berbicara mengenai kritik tentu tak lepas dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Semasa menjadi presiden tak terhitung kritikan dari media, pengamat, politisi yang berseliweran dan terkadang menyerangnya secara langsung.

Tentu tak semua kritik dikategorikan baik. Ada yang membangun, namun tak sedikit pula yang asal bunyi. Dalam hal ini, harus diakui SBY sangatlah piawai menanggapi kritik yang mengarah padanya.

Ia tak reaktif menanggapi kritikan, bahkan isu miring sekalipun, karena ia tahu mana kritik yang membangun, mana yang tidak bertuan. Jika ia ladeni semuanya tentu bakal menghabiskan waktu dan tenaga. Mengapa harus ditanggapi ketika sebarek pekerjaan negara sudah menantinya.

Salah satu kritikan yang ditanggapi SBY adalah mengenai subsidi atau bantuan untuk rakyat miskin yang dinilai merendahkan harga diri bangsa. SBY kemudian menjelaskan bahwa bantuan dan subsidi diberikan sebagai bentuk bantuan negara kepada rakyat miskin. Adalah kewajiban negara membantu masyarakat yang sedang kesusahan. Poin yang harus diambil dari sikap SBY adalah ia tak reaktif dan naik pitam. Ia terima kritikan tersebut dan mampu menjelaskannya dengan baik tanpa menyerang balik si pengkritik tersebut.

Saya menilai SBY sangat sadar kondisi ketika ia menjalankan pemerintah. Maka dari itu, ia selalu bersabar dan berjiwa besar menanggapi kritikan yang ada. Nah, sifat sabar dan berjiwa besar tadilah yang kemudian membuat SBY mampu mendongkrak tumbuhnya demokrasi di era rekonsiliasi reformasi. Masa di mana sebagian orang berpikir, memimpin di masa itu membutuhkan sosok yang benar-benar mengerti ia sedang memimpin di situasi dan kondisi negara pasca kejadian besar yang telah dilalui.

Mengapa tidak? Pascareformasi semuanya menjadi dilema. Ketika seorang kepala negara terlalu reaktif terhadap kritikan, ia akan dicap akan menyalakan api otoriter kembali. Sebaliknya, jika ia memberikan kebebasan seluas-luasnya tentu kondisi menjadi chaos dan tidak terkendali. Di sinilah yang harus sama-sama kita sadari bahwa SBY punya keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan dan mengakhirinya dengan mulus.

Terlepas dari semua kekurangannya, memimpin di situasi negara yang tengah dilematis dan lepas landas pascareformasi, banyak juga prestasi yang berhasil Indonesia raih di bawah kepemimpinannya. Menandakan bahwa SBY memang paham dan mengerti kondisi bangsa sehingga mampu terus berada dalam jalur yang benar dan menghasilkan sesuatu yang dampaknya bisa dirasakan hingga sekarang.

Kembali berbicara mengenai kritik. SBY saya lihat juga seorang pengkritik. Ia memperlihatkan sosok negarawannya ketika mengkritik. Maksud saya, kenegarawanan itu ia tunjukkan dengan kritik yang membangun. Kita bisa ambil contoh mengenai pelonggaran pajak. Itu sebagai kritik SBY terhadap pemerintah. Tujuannya baik dan berdampak pada peningkatan masyarakat luas.

Jadi, tak semata-mata menyalahkan pemerintah karena tidak beres mengurus ini-itu. Justru kritikannya berdasar, membawa solusi, dan tujuannya jelas demi kebaikan negara. Bukan kemudian malah memancing polemik di ruang publik. Tentu tak elok. Saya tak melihat SBY seperti itu.

Jadi bisa disimpulkan SBY merupakan pengkritik yang suka dikritik dengan cara yang ia sukai, yakni kritik membangun. Ia menanggapi dan menerima kritik yang membangun, serta mengkritik dengan cara yang sama pula. Maka tak salah jika sebelumnya saya katakan ia adalah negarawan yang memang terus memikirkan kebaikan bangsa dan negara.

Terakhir, harus diakui, untuk para pemimpin Indonesia di masa yang akan harus belajar hal satu ini dari sosok SBY yang memiliki kesabaran yang tinggi, keterbukaan pikiran yang luas, dan berjiwa besar.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun