Kami berkeliling pelan, membaca keterangan di setiap foto dan patung.
Ada patung Soekarno-Hatta berdiri gagah di depan, simbol tekad yang tidak pernah pudar.
Anak-anak saya terlihat kagum, tapi juga sedikit heran, "Pa, mereka nggak takut ya waktu berjuang?"
Saya senyum, "Takut pasti ada. Tapi mereka lebih takut kalau negeri ini nggak merdeka."
Di dalam ruang pamer, suasana hening.
Hanya langkah kaki dan suara lirih pemandu yang menjelaskan perjuangan para pemuda 1945.
Di momen itu, saya sadar --- betapa nyamannya kita sekarang karena ada yang dulu rela berpanas-panasan di tengah bahaya demi satu kata: merdeka.
Setelah keluar, kami sempat duduk di halaman depan. Angin sore berhembus, dan aroma masa lalu terasa lembut.
Kali ini, kami nggak bawa bekal liwet atau gorengan --- tapi kami bawa sesuatu yang lebih berharga: rasa bangga dan syukur.
Tips:
- Datang pagi agar bisa menikmati suasana tenang museum.
- Baca setiap keterangan dengan pelan --- di balik tiap foto, ada kisah yang besar.
- Cocok untuk wisata keluarga, terutama untuk anak-anak belajar sejarah dengan cara yang menyenangkan.
Penutup
- Kalau ditanya, apa yang kami cari dari perjalanan ini?
Jawabannya sederhana: udara segar, gorengan hangat, dan cerita yang bisa dibawa pulang.
--- Jelajah terus, tapi jangan lupa istirahat di pinggir jalan. - Kadang perjalanan nggak cuma soal jarak dan pemandangan, tapi tentang bagaimana hati kita menunduk --- hormat pada sejarah, dan bangga jadi bagian dari negeri ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI