Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tak Lagi Mengejar Jabatan, Gen Z Pilih Career Minimalism demi Hidup Seimbang

28 September 2025   12:38 Diperbarui: 28 September 2025   12:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi mereka, kerja tidak lagi sekadar soal "naik pangkat" melainkan tentang mencari tempat yang sesuai dengan jati diri.

Mengapa Career Minimalism Muncul?

Fenomena ini bukan muncul begitu saja. Ada beberapa latar belakang sosial, ekonomi, dan psikologis yang membuat career minimalism semakin relevan. 

Pertama, dunia kerja kini penuh ketidakpastian. Perkembangan teknologi, maraknya otomatisasi dan AI, serta gelombang PHK massal membuat posisi tinggi di perusahaan tidak lagi menjamin keamanan jangka panjang. Bahkan, banyak eksekutif senior pun kini tidak kebal terhadap restrukturisasi.

Kedua, burnout menjadi masalah besar. Generasi milenial telah lebih dulu merasakannya---jam kerja panjang, tekanan target, dan tuntutan loyalitas tanpa batas---sehingga Gen Z belajar dari pengalaman itu. 

Mereka lebih realistis, menganggap pekerjaan sebagai sarana bertahan hidup dan bukan penentu identitas pribadi. Ambisi mereka bergeser: bukan jabatan tinggi, tetapi hidup yang seimbang, sehat, dan bermakna.

Ketiga, akses digital dan ekosistem ekonomi kreatif memungkinkan orang untuk menyalurkan passion di luar pekerjaan utama. 

Dengan internet, media sosial, dan platform freelance, orang bisa mengembangkan bisnis sampingan atau proyek kreatif tanpa harus terikat dengan satu perusahaan.

Gen Z Tidak Lagi Mengejar Jabatan

Bagi banyak Gen Z, jabatan bukan segalanya. Mereka cenderung tidak tertarik menjadi manajer jika hanya demi titel tanpa kompensasi yang setimpal. 

Meski begitu, bukan berarti mereka anti memimpin. Mereka hanya lebih selektif: jika posisi manajerial memberikan fleksibilitas, ruang berkembang, dan kompensasi yang jelas, mereka akan mempertimbangkannya. 

Tetapi jika hanya simbol status dengan beban berlebih, mereka akan menolaknya.

Gaya hidup mereka cenderung lebih santai namun berorientasi pada kualitas. Work life balance menjadi prioritas yang nyata, bukan jargon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun