Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam 30 September dan Segelas Milo Panas

30 September 2019   21:15 Diperbarui: 30 September 2019   21:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dimalam 30 September ini, aku belajar memaknai hidup, menghitung sisa-sisa usia, sisa jatah hidup yang diberi oleh yang kuasa, agar lebih berarti dan bermakna, aku berjanji dengan salah seorang kompasianer untuk membaca artikelnya saat tersedia "Milo Panas" yang menemaniku malam ini, aku lakukan itu, sesuai janjiku.

Aku bukan seorang oportunis, aku pernah ditempatkan di 23 provinsi di Indonesia, amanah yang diberikan kepada ku banyak orang yang bilang sangat strategis, aku tidak gelap mata, aku tidak tertarik akan popularitas, aku selalu mengingat pesan almarhum bapakku, yang telah pergi 27 tahun lalu, saat aku baru mulai mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan, namun aku belum sempat membahagiakan beliau, beliau keburu di panggil oleh sang pemilik segalanya.

Dua pesan yang beliau sampaikan, yang sampai kini aku pegang teguh dan pesan ini pula yang aku ingatkan dan tekankan kepada putra dan putriku.

Pertama

"Uang yang halal yang engkau bawa pulang, belum tentu anak dan istrimu baik,"  sebuah pesan yang sarat akan makna, setiap gajih yang kuterima sudah dibersihkan kepada pemilik yang bukan hakku, anak yatim, Duafa, infaq dan sadakah. Tapi itu semua belum bisa membuat anak dan istriku baik, bagaimana andai uang yang kubawa adalah bukan hakku, bukan milikku, sudah pasti aku, anak dan istriku bahkan keturunanku akan celaka.

Terima kasih bapak, atas didikan yang engkau berikan selama ini, aku menikmatinya, tidak pusing dengan segala macam pemeriksaan, yang aku  takutkan adalah pemeriksaan di akherat kelak, belum lagi anak dan istriku memakan uang haram, aku takut.

Kedua

"Jangan bekerja dibagian keuangan, karena dibagian ini banyak godaanya." Alhamdulillah berkat do`a yang selalu dipanjatkan aku hanya sempat tiga tahun menjabat di bidang keuangan.

Pesan itu, sangat aku patuhi, aku merasakan sekarang menjelang pensiun, tidak ada beban sama sekali.

                  Malam ini, malam peringatan 30 September, sebuah malam penghiatan, dari mereka yang haus akan jabatan, yang haus akan popularitas, yang haus akan kekuasaan, yang memaksakan kehendak, bahwa yang mereka percayai adalah benar.

                 Malam ini, bersamaan dengan peringatan Gerakan 30 September, mahasiswa turun kejalan, anak STM turun kejalan, Emak-Emak turun kejalan, dan esok saat hari Kesaktian Pancasila, giliran para buruh turun kejalan, entah mau jadi apa negriku ini, aku bukan seorang politikus, aku bukan lagi seorang pejabat, aku rakyat biasa, yang hanya berharap, negeri ini aman, tidak ada ribut-ribut, mudah mencari kerja, harga-harga tidak mahal. Sebagai manusia aku hanya berpikir praktis saja.

Malam ini, bersamaan dengan peringatan Gerakan 30 September, kuhirup Milo terakhir yang ada di dalam gelas.

Bogor, 30092019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun