Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyisir Jejak Tsunami Aceh

21 Februari 2019   14:00 Diperbarui: 21 Februari 2019   14:25 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang nelayan di pantai Pamengpeuk sangat kesulitan menarik kapal kecilnya, pada tanggal 26 Desember 2004, kami yang saat itu lagi bermain bola di pantai, secara spontanitas menolong sang nelayan, berjumlah 11 orang bersama sang nelayan, kami menarik perahu tersebut, beberapa kawan terluka kakinta terkena batu, akibat menahan perahu agar tidak lepas dan tidak hanyut, sekitar 15 menit, kami berhasil menambatkan perahu si nelayan. Dengan ucapan terima kasih kepada kami bersepuluh, sang nelayan berkata, selama saya jadi nelayan, baru kali ini seperti ini, gelombang deras dan sangat kencang.

dok pribadi
dok pribadi
Kami saat itu lagi melakukan Touring, dari Bandung ke Pameungpeuk Garut, menggunakan 10 sepeda motor, berangkat pada tanggal 25 pagi, dan rencana sehabis main bola ini, kami kembali kepenginapan, sarapan dan kembali ke Bandung.

Tetapi betapa terkejutnya sesampai di penginapan, ternyata gelombang yang kencang tadi di pantai karena imbas dari "Tsunami" di Aceh.

Kejadian ini tidak akan terlupakan di benak kami saat itu, dan saat ini saya berada di           "Aceh Tsunami Museum", melihat gambaran betapa dahsyatnya kejadian itu.

dok pribadi
dok pribadi
Terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, jam 08.58, episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra Indonesia, dengan skala gempa 9,1 -- 9,3. Gempa bumi megathrust di bawah laut.

Sebanyak 227.898 orang yang tercatat meninggal dunia dalam musibah besar ini menurut US Geological Survey.

Beberapa kali menginjakan kaki ke Aceh, selalu tidak sempat untuk melihat museum tsunami, dan tempat-tempat lain peninggalan tsunami, bersyukur saat ini bisa melihat, diaroma dan sisa-sisa dari dahsyatnya musibah ini, walau dari film yang ada banyak yang tidak dilihatkan, terutama kondisi korban yang ada, untuk menjaga perasaan duka dari warga Aceh khususnya keluarga para korban.

Adalah seorang Ridwan Kamil yang sekarang sebagai Gubernur Jawa Barat, yang merancang Museum Tsunami Aceh, museum berdiri diatas lahan seluas 2.500 M, pembangunan dimulai pada tahun 2007, dengan total anggaran yang di gunakan sebesar 140 milyar rupiah dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 27 Februari 2009.

dok pribadi
dok pribadi
Saya juga menyempatkan diri, mampir ke museum kapal, dimana kapal yang berda di laut. Masuk ke daratan dan bersandar diatas rumah warga, kebetulan nama pemilik rumah itu sama dengan saya Misbah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun