Judul: Mereka Bunuh Munir
Penulis: Eko Prasetyo
Ilustrator: Terra Bajraghosa
Penerbit: Kontras dan Social Movement Institute
Tahun Terbit: 2014
Jumlah Halaman: Seratus Lima Puluh Delapan (158)
Format: Komik
Bahasa: Indonesia
Kategori: Dokumenter, Hak Asasi Manusia, Politik, Biografi Visual.
Buku “Mereka Bunuh Munir” adalah komik dokumenter yang mengisahkan tentang perjalanan hidup serta perjuangan seorang tokoh penting dalam dunia hak asasi manusia di
Indonesia, yaitu Munir Said Thalib. Ia meninggal dunia setelah diracun dalam penerbangan menuju Amsterdam pada 6 September 2004. Komik ini ditulis oleh Eko Prasetyo dan digambar oleh Terra Bajraghosa dan diterbitkan oleh Kontras bersama Social Movement Institute sebagai bentuk peringatan terhadap kasus pembunuhan Munir yang belum tuntas secara hukum dan moral.
Kisah dalam komik ini dimulai dari keberangkatan Munir ke Amsterdam hingga kematiannya di dalam pesawat. Disorot pula kejanggalan-kejanggalan yang terjadi, seperti padamnya kamera pengawas di Bandara Soekarno-Hatta yang mengindikasikan adanya tindakan yang disengaja. Selain mengangkat kasus Munir, buku ini juga menampilkan peristiwa pelanggaran HAM lainnya, termasuk konflik bersenjata di Aceh dan penculikan aktivis yang memperlihatkan keterlibatan kekuasaan negara dalam kekerasan struktural.
Gaya penyajiannya disoroti dalam bentuk komik, buku ini memanfaatkan kekuatan visual dan narasi untuk menyampaikan pesan-pesan yang kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami. Pendekatan ini memungkinkan pembaca dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan memahami konteks sejarah dan politik yang melatarbelakangi peristiwa-peristiwa tersebut.
Melalui komik ini, Eko Prasetyo mengajak pembaca untuk melihat bahwa kematian Munir bukanlah peristiwa biasa, melainkan hasil dari sebuah konspirasi yang melibatkan banyak pihak. Buku ini juga menjadi bentuk pengingat bahwa kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan tak boleh diabaikan, serta menginspirasi generasi muda untuk berani memperjuangkan keadilan dan nilai-nilai demokrasi.
Kelebihan dari buku ini adalah menggunakan ilustrasi dan narasi yang ringan sehingga pesan tentang pelanggaran HAM dan perjuangan Munir dapat diterima oleh berbagai kalangan, ilustrasi yang menggugah dan menarik dalam gambar-gambar yang disajikan membuat secara emosional berhasil menyampaikan nuansa penderitaan dan ketidakadilan tanpa harus bertele-tele, komik ini berperan sebagai pengingat publik atas pentingnya penyelesaian kasus Munir dan pelanggaran HAM lainnya yang masih terbengkalai.
Terdapat pula kekurangan dalam buku ini yaitu beberapa adegan yang divisualisasikan dengan grafis ekstrem yang mungkin saja terasa terlalu keras atau tidak nyaman bagi sebagian pembaca karena menampilkan ilustrasi kekerasan secara langsung.
Kesimpulan yang didapat buku ini adalah pelajaran penting tentang keberanian dan keteguhan seorang pejuang HAM dalam menghadapi kekuasaan yang menindas. Komik ini bukan hanya menceritakan tragedi pembunuhan Munir sebagai individu, melainkan menggambarkan besarnya tantangan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan di Indonesia. Melalui narasi visual yang menyentuh, buku ini mendorong pembaca untuk tetap peduli dan tidak melupakan kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum tuntas. Ia juga menjadi ajakan terbuka kepada masyarakat untuk bersolidaritas dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan dan demokrasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI