Mohon tunggu...
Mirza Adi Prabowo
Mirza Adi Prabowo Mohon Tunggu... Psikolog Klinis

Psikolog klinis dengan minat pada membaca, menulis, fotografi, seni, dan dunia otomotif. Tertarik mengeksplorasi dinamika emosi, relasi manusia, dan proses penyembuhan jiwa. Menulis untuk menjembatani psikologi dengan kehidupan sehari-hari dan menyuarakan sisi humanis dari setiap pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Ditindih Setan" atau Sleep Paralysis? Antara Mitos dan Fakta Psikologi

27 Agustus 2025   16:29 Diperbarui: 28 Agustus 2025   14:02 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda terbangun di tengah malam, tubuh terasa berat, tidak bisa bergerak, bahkan ingin berteriak tapi suara tak keluar? Lalu muncul perasaan mencekam seolah ada sosok hitam menindih dada?

Di banyak budaya, pengalaman ini disebut sebagai "ditindih setan". Masyarakat Jawa mengenalnya dengan istilah ketindihan, orang Sunda bilang erep-erepan, dan di luar negeri ada sebutan the night hag atau old hag phenomenon.

Namun, dalam dunia psikologi dan medis, pengalaman ini bukanlah ulah makhluk gaib, melainkan kondisi yang disebut sleep paralysis.

Apa Itu Sleep Paralysis?

Sleep paralysis adalah fenomena ketika seseorang terbangun saat otak sudah aktif, tetapi tubuh masih berada dalam fase tidur yang disebut REM (Rapid Eye Movement). Pada fase ini, otot tubuh memang sengaja dibuat lumpuh oleh sistem saraf agar kita tidak "bertindak" sesuai mimpi (misalnya menendang atau berlari di dunia nyata).

Masalah muncul ketika otak terbangun lebih cepat daripada tubuh. Akibatnya, kita sadar, bisa melihat sekitar, tetapi tidak bisa bergerak. Sensasi ini sering disertai halusinasi hipnagogik (halusinasi saat transisi tidur-bangun), sehingga muncullah gambaran menakutkan: sosok bayangan, tekanan di dada, atau suara-suara asing.

Apakah Sleep Paralysis Termasuk Gangguan Psikologis?

Ya, sleep paralysis termasuk dalam kategori gangguan tidur (sleep disorder), lebih spesifik disebut parasomnia. Walaupun bukan penyakit jiwa, kondisi ini erat kaitannya dengan faktor psikologis.
*Stres dan kecemasan dapat memicu atau memperparah kejadian sleep paralysis.
*Kelelahan mental dan kurang tidur membuat otak lebih mudah "terjebak" antara tidur dan sadar.
*Pada sebagian kasus, sleep paralysis muncul bersama gangguan psikologis lain, misalnya depresi, gangguan kecemasan, atau post-traumatic stress disorder (PTSD).

Artinya, sleep paralysis bisa dipandang sebagai gangguan psikologis ringan. Ia bukan sekadar mitos atau gangguan gaib, melainkan sinyal dari tubuh dan pikiran bahwa ada beban yang perlu diatasi.

Mengapa Dianggap "Ditindih Setan"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun