Konsep dasar ekologi sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Jadi para pembaca tidak perlu bingung memikirkan apa hubungan antara ilmu ekologi dengan pendidikan lingkungan, atau mempertanyakan apakah ekologi termasuk ilmu terapan atau hanya konsep teoritis. Secara singkatnya ekologi merupakan bidang ilmu yang bersifat interdisipliner karena memadukan berbagai cabang ilmu seperti ilmu bumi, geografi, dan biologi, serta memiliki penerapan langsung dalam kehidupan manusia. Secara umum konsep dasar ekologi terdiri atas dua komponen utama, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik mencakup seluruh makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang saling berinteraksi dan menciptakan dinamika kehidupan dalam suatu ekosistem. lingkungan abiotik meliputi unsur-unsur tak hidup seperti air, udara, tanah, cahaya, suhu, dan mineral yang menjadi penopang utama bagi keberlangsungan kehidupan. Keseimbangan antara kedua komponen ini menjadi kunci utama bagi kelestarian alam dan keberlanjutan ekosistem di bumi.[6]
Â
C. Relevansi ekologi dengan Ilmu LainnyaÂ
Ilmu ekologi bisa dibilang bersifat interdisipliner karena mencakup berbagai bidang ilmu yang berhubungan dengan lingkungan. Misalnya ada ekologi manusia yang membahas tentang bagaimana manusia berinteraksi secara sosial dalam lingkungannya. Lalu ada juga ekologi perkotaan yang berperan dalam perencanaan dan pembangunan kota supaya tetap ramah lingkungan. Kemudian ada bidang agroekologi yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam di sektor pertanian, serta penerapannya juga bisa terlihat dalam bidang kehutanan dan perikanan. Semua cabang ini menunjukkan bahwa ekologi bukan cuma soal alam, tapi juga tentang bagaimana manusia mengatur dan menjaga keseimbangan hidup di dalamnya.
Kalau ditanya apakah ilmu ekologi punya relevansi dengan pelajaran di sekolah? jawabannya tentu saja ada. Ilmu ekologi bisa dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang membahas tentang lingkungan, selama masih berhubungan dengan komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (unsur tak hidup). Kedua komponen ini bisa diinterpretasikan ke dalam berbagai bidang ilmu yang sifatnya interdisipliner.
 Jika dipahami secara sederhana, ekologi ini bisa dipahami sebagai konsep atau teori dasar, sedangkan penerapan dari konsep tersebut dikenal sebagai ilmu lingkungan. Nah, ilmu interdisipliner ini bisa dipelajari oleh siswa karena bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ilmu ini terbagi menjadi dua bagian utama. Pertama disiplin ilmu seperti IPA, IPS, Geografi, dan Biologi, yang secara langsung mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungannya. Kedua kajian tentang berbagai masalah lingkungan yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi nyata terhadap isu-isu ekologis di sekitar mereka. Belajar ekologi di sekolah tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini.
 Menurut ahli lingkungan soeriaatmadja tahun 1989 yang dikutip oleh Yunus Wahid dalam penelitiannya, ilmu ekologi itu sebenarnya merupakan gabungan antara ilmu murni dan ilmu terapan. Artinya, konsep atau teori yang ada dalam ekologi, seperti daur energi, rantai makanan, dan keseimbangan ekosistem, tidak hanya dipelajari sebagai pengetahuan saja, tapi juga bisa langsung diterapkan untuk menyelesaikan masalah nyata di lingkungan sekitar.[7] Jadi bisa disimpulkan bahwa teori ekologi (ilmu murni) memberi dasar pemahaman bagi kita untuk melakukan tindakan nyata dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan (ilmu terapan). Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Nila Siska Sari (2020), dijelaskan bahwa pendidikan ekologi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif. Artinya, pendidikan ini menggabungkan antara konsep ilmiah dengan nilai-nilai etika lingkungan, tanggung jawab sosial, serta keterampilan hidup yang mendukung upaya pelestarian alam. Jadi, pendidikan ekologi tidak sekadar membahas pengetahuan tentang lingkungan, tetapi juga menanamkan sikap dan kebiasaan nyata untuk menjaga keseimbangan alam dalam kehidupan sehari-hari.
Â
D. Pendidikan Ekologi di SekolahÂ
Penerapan pendidikan ekologi di sekolah perlu dikelola dengan cara yang tepat supaya hasilnya benar-benar terasa. Sekolah punya peran penting sebagai tempat membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan. Karena itu lembaga pendidikan bisa dibilang jadi ujung tombak dalam menciptakan generasi yang sadar akan pentingnya menjaga alam dan keberlanjutannya. Supaya tujuan itu tercapai sekolah perlu mendesain pendidikan ekologi dengan baik mulai dari bagaimana kegiatan belajar dikaitkan dengan lingkungan, bagaimana nilai-nilai kepedulian ditanamkan lewat aktivitas sehari-hari di sekolah, sampai bagaimana guru dan siswa sama-sama terlibat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan di sekolah untuk menguatkan penerapan pendidikan ekologi:
Â