Mohon tunggu...
Mirna Basthami
Mirna Basthami Mohon Tunggu... Arsitek - Mirna Basthami

Arsitek lulusan Universitas Islam Indonesia dan Magister di bidang Urban Design lulusan Universiti Putra Malaysia dengan kajian utama Pedestrian Walkway for All. Tertarik pada bangunan tua,kota tua,sejarah kota,Kota Berkelanjutan, dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cita-cita Pendidikan yang Terasa "Jauh Panggang dari Api"

26 Januari 2018   19:05 Diperbarui: 27 Januari 2018   02:01 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Tulisan ini dibuat setelah saya pada hari kamis pagi membaca koran Kompas di kolom Opini yang berjudul "Obituari: Daoed Joesoef Bernalar hingga Akhir Hayat".

Jujur, ketika membaca tulisan opini ini, terasa sekali ada kesedihan di hati atas kepulangan beliau keharibaan Allah SWT. Seorang tokoh pendidik besar di Indonesia telah dipanggil oleh Sang Pencipta kehidupan. 

Walaupun saya bukan generasi siswa ketika beliau waktu itu menjadi Menteri Pendidikan negara ini, tapi saya bisa rasakan bahwa beliau seorang tokoh yang benar-benar intelek dan tulus mengabdi sepenuh hati untuk memajukan dan membangun sistem serta karakter pendidik anak-anak generasi penerus bangsa ini. Seperti kita ketahui, rasanya memang sangat sedikit sekali tokoh seperti beliau ini yang benar-benar berkontribusi secara total dan profesional di Indonesia. 

Bahkan sampai akhir hayatnya pun beliau tetap berkontribusi dengan pemikiran-pemikirannya. Ini juga dikatakan oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla sewaktu melayat, bahwa beliau merupakan sosok pengabdi pendidikan baik dalam posisi sebagai pejabat maupun pemikir dengan karya-karyanya dibidang pendidikan dan kehidupan kebangsaan yang ditulisnya dengan sangat bermutu serta menginspirasi. "Menginspirasi", sebuah kalimat yang sangat indah dan sarat makna dirasakan dihati ini.

Menginspirasi--- juga dirasakan oleh para pegawainya ketika beliau menjabat sebagai Menteri Pendidikan di tahun 1973-1983 yang mana beliau memperkenalkan konsep tentang keharusan setiap orang bernalar. Artinya, semua aktivitas yang dipikirkan baik dan buruknya. Keputusan yang dibuat harus berdasarkan akal dan budi. 

Ada sebab dan akibatnya. Konsep yang menjadikan seseorang mampu berpikir secara mandiri yang mana berpikir secara mandiri ini sebagai sumber kreativitas untuk dasar kemajuan bangsa. Begitulah konsep pendidikan  untuk para pendidik dan anak bangsa yang beliau buat masa itu.

Namun, rasanya keadaan sekarang sangat  berbeda dengan apa yang dicita-citakan beliau tentang iklim pendidikan di negri ini. Padahal, menurut saya, konsep pendidikan karakter adalah pendidikan dasar yang sangat penting untuk dijadikan tema besar pendidikan Indonesia. Karena pendidikan karakter sangat penting untuk kemajuan generasi penerus bangsa ini. 

Mengapa sangat penting? Saya mencoba pahami, setelah membaca opini di atas dan juga setelah membaca artikel yang ditulis oleh Bapak Rhenald Kasali dengan judul "Orang Pintar Plagiat", kok rasanya sangat ada hubungannya dengan apa yang semakin marak terjadi di negeri ini yaitu plagiarisme entah yang dilakukan oleh para penulis, perorangan, bahkan orang-orang pintar di Indonesia yang harusnya menjadi teladan serta panutan masyarakat.

Adanya kemalasan dalam berpikir untuk sesuatu yang baru. Adanya ketidakberanian untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan yang baru. Adanya ketertutupan pikiran bahwa nalar itu harus selalu dipekerjakan dan digunakan, jika tidak, nalar itu akan mati. Yang akhirnya mati akal dan matinya rasa malu.

Dan jika hal ini terus terjadi di negeri ini, masa depan apa yang akan dialami oleh bangsa ini? Seperti yang dikatakan Rhenald Kasali masih dalam artikel di atas, bahwa mencuri ide atau karya seseorang, bagi ilmu pengetahuan merupakan masalah yang sangat serius karena bisa menghambat kemajuan bangsa. Tidak terbiasa dengan pemikiran-pemikiran maju ke depan. Sangat menghambat lahirnya ide dan kreativitas.

Berbeda dengan bangsa barat. Mereka terbiasa dengan mengeluarkan ide, kreativitas, pemikiran-pemikiran maju dan berani membuat kemajuan baik di bidang pendidikan, pengobatan ataupun teknologi yang sekarang kita bisa nikmati karena ide-ide dan kreativitas dari pemikiran dan keberanian mereka. Mereka berani mewujudkannya dengan akal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun