Mohon tunggu...
Mira Rahmawati
Mira Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Pemula

Belum tahu apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Drakor, Mukbang, dan Alasan Kita Menyukai Makanan Korea

6 Oktober 2020   18:43 Diperbarui: 3 Juni 2021   11:19 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan Korea (Hansik) | Pixabay by Jyleen21

Ketika melihat drama Korea (drakor) yang sedang trending, beberapa makanan yang ditampilkan dalam drama itu pun ikut naik kepopulerannya. Salah satunya terjadi pada tren sundubu jigae (sejenis semur tahu lembut) yang ditampilkan dalam drama Itaewon Class. 

Di Korea Selatan makanan ini betulan dijual di supermarket agar orang merasakan secara nyata kenikmatan makanan dalam cerita fiksi itu. 

Drama itu memang menceritakan Park Saeroyi, tokoh utama yang merintis usaha restorannya untuk menjadi ritel yang menyaingi perusahaan musuh utamanya, Jangga. Meski drama tak memusatkan pada makanan, scene atau adegan saat makan memang menggoda.

Kita tak tahu bagaimana rasa asli makanan yang ditampilkan, tapi imajinasi kita bisa membayangkannnya lewat penampilan dan suara, Mulai dari visual yang ditata rapi, suara saat makan, dan cara mereka melahapnya. 

Baca juga: Kecanduan Nonton Mukbang, Kok Bisa?

Bagi saya, ini lebih memuaskan daripada adegan sinetron Indonesia yang menampilkan adegan makanan ala orang kaum menengah dengan yang terkesan lebih menyorot alat makan dibanding makanannya. Dilengkapi dengan segelas jus jeruk yang paling banter hanya diteguk sekali itu. Memang yang disorot bukan adegan makannya, tapi karena sudah terlalu menjadi template, ya jadi bosan juga.

Seperti pepatah menyelam minum air, begitulah drama Korea dalam menjalankan iklan atau menyampaikan pesan. Mereka tak suka yang jika tak terkesan natural.

Oleh karena itu, jika ada product placement (PPL) yang tidak natural, biasanya akan dikritik habis-habisan oleh netizen. Mereka suka yang lebih subtil dan natural. Hal ini dianggap lebih sesuai dengan kebanyakan konsep drama yang relate dengan kehidupan sehari-hari.

Walaupun bukan orang Korea, tapi terkadang kita pun jadi ikut-ikutan ingin mencicipi makanannya. Setidaknya ketika seorang tokoh menyeruput mie, kita pun ikut membayangkan bagaimana kalau kita ikut makan mie itu. 

Sebagian ada yang sampai memasak mie atau mencari mie yang sama di supermarket. Ini semacam diplomasi halus untuk mengenalkan produk budaya mereka.

Selain terkenal karena tampang aktor-aktor yang terkenal rupawan, makanan pun menjadi daya tarik penonton saat menonton drakor. Bahkan ada drama yang khusus fokus menceritakan kehidupan berkuliner dan budaya makannya. Salah satunya adalah seri Let's Eat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun