Menjadi orang tua di era modern ini seringkali dihadapkan pada tuntutan yang tinggi, salah satunya adalah mencetak anak yang cerdas secara akademis. Kita mungkin sibuk mengikutkan anak ke berbagai les tambahan, mulai dari matematika, bahasa asing, hingga sains, dengan harapan mereka bisa unggul di sekolah dan meraih kesuksesan di masa depan. Namun, di tengah gempuran nilai rapor dan prestasi akademis, sering kali kita lupa bahwa ada satu aspek penting lain yang tak kalah krusial, yaitu kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional bukan hanya sekadar kemampuan untuk merasakan emosi, tetapi juga untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi tersebut dengan cara yang sehat. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan lebih mampu berempati dengan orang lain, menghadapi konflik, dan membangun hubungan yang kuat. Mereka tidak mudah frustrasi atau menyerah saat menghadapi tantangan, karena mereka telah belajar bagaimana mengolah kekecewaan dan mengubahnya menjadi motivasi.
Jadi, sementara kita berusaha keras mengasah otak anak, jangan lupakan hatinya. Mengajarkan mereka untuk mengenali perasaannya sendiri dan perasaan orang lain adalah investasi berharga untuk masa depan mereka. Kecerdasan emosional inilah yang akan menjadi bekal utama bagi anak untuk bisa beradaptasi, berkolaborasi, dan berhasil dalam kehidupan nyata, jauh melebihi sekadar tumpukan ijazah dan nilai yang tinggi. Karena pada akhirnya, kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari seberapa pintar seseorang, tetapi juga seberapa bijaksana ia dalam menghadapi dunia dengan hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI