Memang sebelum resign sudah ada yang melirik saya, tetapi dengan berbagai pertimbangan saya putuskan untuk tidak mengambil kesempatan tersebut. Saya tidak ingin timbul prasangka ada kemelut atau politik di tempat kerja sebelumnya sehingga memilih tempat lain dengan tawaran posisi dan keahlian yang sama.Â
Beberapa kali resign, saya mempunyai prinsip bahwa tidak akan masuk ke lingkungan yang sama dengan lingkungan kerja sebelumnya.
Misalnya saya resign dari pabrik, maka saya tidak akan menerima tawaran kerja atau melamar di pabrik lagi dengan posisi yang sama. Saya selalu berprinsip, jangan pernah mau punya pekerjaan yang sama selama mungkin. Harus ada peningkatan dan perkaya skill, cari peluang meskipun harus loncat keluar.
Beberapa kali resign sebelum punya pekerjaan pengganti membuat saya sangat paham beberapa hal ini:
1. Setiap keputusan sudah mengalami pertimbangan yang panjang. Meski diragukan, saya merasa perlu mengapresiasi keputusan ini
Hanya saya yang tahu kegalauan apa yang diri ini alami setiap kali pulang ke rumah dengan tubuh lelah. Hanya saya yang tahu bagaimana akhir pekan menjadi penghiburan yang terindah setelah enam hari mengalami tekanan.Â
Hanya saya yang tahu situasi yang saya rasakan di tempat kerja, dan hanya Saya yang tahu, berapa lama batin saya bergolak, bertanya pada diri sendiri benarkah keputusan yang saya ambil ini.
Biar saja orang bilang saya sembrono, gegabah, pongah dan sombong. Satu yang saya tahu, keputusan ini diambil bukan tanpa pertimbangan atau pergulatan atas segala kebimbangan. Karena itu, saya merasa perlu untuk mengapresiasi diri sendiri (lebih tepatnya menghibur diri dan membela diri).Â
Butuh keberanian besar untuk mengantarkan surat resign ke meja atasan. Apalagi jika atasan kita itu sangat sangat baik dan loyal terhadap kita sebagai bawahannya.
2. Saya memang harus berpikir "Mau apa sekarang" setiap pagi
Lalu apakah hidup saya damai-damai saja setelah berganti status sebagai "pengacara" alias pengangguran tanpa acara? Jelas tidak. Saya masih harus menjawab pertanyaan maha sulit "sekarang dimana?"