Dengan berdirinya negara kesatuan republic Indonesia terbentuk Sejarah Panjang dan melewati berbagai peristiwa penting mulai dari bangkitnya kolonialisme di Indonesia pada awal abad ke 17 hingga berakhirnya perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Telah lahir peristiwa -peristiwa penting tokoh-tokoh Sejarah yang telah dinyatakan sebagai pahlawan negara; Sebagian kecil diperingati sebagai hari -hari besar nasional yang menunjukan fokus pemerintah terhadap Sejarah negara. Meskipun demikian, banyak peristiwa Sejarah penting yang turut membentuk NKRI belum mendapatkan pengakuan yang semestinya dari pemerintah, termasuk peristiwa 1 maret 1949, yang dalam historiografi Indonesia sering dikenal sebagai serangan umum 1 maret 1949 . peristiwa ini penting karena tantara nasional indonesia telah berhasil mengalahkan pasukan Belanda dan karena merupakan ungkapan nyata akan kebutuhan rakyat Indonesia akan persatuan untuk menegaskan kembali kedaulatan nasional. Karena berhasil meyakinkan perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendorong Belanda kembali ke meja perundingan , peristiwa I juga memiliki konsekuensi internasional yang luas. Sesuai dengan delegasi dari Indonesia , desakan PBB ini kemudian sejalan dengan konferensi meja bundar den Haag, Belanda, pada bulan desember 1949. Belanda dan negara negara lain yang ditunjuk oleh perserikatan bangsa-bangsa. Akhinya, KMB melahirkan sebuah kesepakatan ; pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda.
 Peristiwa 1 maret 1949 ini melibatkan anyak elemen bangsa, termasuk para laskar sebrang dari Sumatra, Sulawesi, dan daerah lainya, bali) dan dalam pelaksanaanya melibatkan berbagai unsur bangsa, Masyarakat biasa, mahasiswa, aktivis, keraton, TNI, kepolisian sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Bertujuan untuk turut mewujudkancita-citamenampilkan penegasan kedaulatan bangsa pasca proklamasi.
Dengan adanya Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah pristiwa penting bagi keberadaan dan penegakan kedaulatan negara yang diproklamasikan pada 1 maret 1949, peristiwa serangan umum memiliki makna yang sangat dalam. Dibawa pimpinan Soekarno dan Muhammad hatta, panglima besar jendral soedirman, sri sultan hamengku buwono IX, syafruddin prawiranegara, dan tokoh-tokoh penting lainnya telah berhasil meyakinkan seluruh elemen negara-mulai dari TNI, kepolisian, laskar, ulama, santri, hingga rakyat biasa untuk bekerja sama merebut kembali inu kota. Yang telah dikuasai oleh penjajah. Kesuksesan ini telah menjanjikan dunia untuk mendukung perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan kedaulatan.
Peristiwa serangan umum 1 maret sangat penting bagi penegakan dan pengakuan kedaulatan negara, baik dari dalam maupun luar negeri, karena peristiwa ini membuka mata dunia. Indonesia masih ada dan mampu melawan Upaya Belanda untuk kembali menduduki wilayah internasional. Serangan ini bukanjalan bagi evaluasi posisi lebih lanjut. Setelah mendeklarasikan kemerdekaan, Indonesia belum diakui secara luas oleh negara lain, dan Belanda belum mengakuinya dewan keamanan PBB. Dalam hal ini, pembentukan kembali negara federal Belanda. Pada sudut momentum saat itu, perbedaan serangan ini dengan yang lain adalah sidang PBB akan diadakan agar dapat memperkuat perjuangan diplomasi Indonesia didunia. Umumnya hal ini menjadi landasan bagi tindakan politik dan diplomasi yang bertujuan untuk menghentikan rangkaian Upaya sepihak Belanda, sehingga tidak mengakui kedaulatan Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 agustus 1945, yang ditandai dengan Agresi militer Belanda I dan Agresi militer Belanda II serta pelanggaran perjanjian linggarjati dan perjanjian renville.
 Berawal dari peristiwa perang pembebasan yang disampaikan melalui pesan utama bahwa setiap perjuangan untuk negara dan bangsa patut dikenang oleh generasi mendatang, ternyata mampu melestarikan berbagai kenangan dan memproyeksikan soeharto ke dalam perspeksif mastyarakat Indonesia. Dalam hal ini, orde baru benar-benar merasuk ke dalamnya sebagai tokoh sentral yang berusaha membangun memori melalui lambing-lambang tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ruang public, khususnya monumen, symbol dan wacana dihadirkan untuk mengungkapkan sebuah identitas sehingga dapat diketahui bahwa kontruksi Sejarah melalui sebuah monument yang berisi pengalaman masa lalu adalah suatu hal yang tidak dapat di tolak lebih dari itu monument telah dijadikan sebagai perantara guna menyatukan persepsi atau konstruksi makna atas sebuah peristiwa Sejarah untuk kepentingan masa kini yang mengarah pada penguasa onopoli. Konstruksi Sejarah didalamnya kemudian menjadi penting karena ada anggapan bahwa siapa yang menguasai Sejarah juga akan menguasai masa depan, sepertinorde baru dibawah soeharto melalui monument Bernama monument serangan umum 1 maret 1949. Oleh karena itu, Serangan Umum 1 Maret 1949 memiliki makna strategis dan simbolis yang besar. Strategis karena mengubah dinamika politik dan militer saat itu, serta juga menjadi alat diplomasi yang memperkuat posisi Indonesia dalam sidang PBB. Secara simbolis, serangan ini membuktikan bahwa Republik Indonesia masih hidup dan mampu mempertahankan kemerdekaan meskipun mengalami agresi militer.
Serangan ini juga menegaskan persatuan rakyat dan TNI, yang melibatkan berbagai elemen mulai dari pelajar, pejuang, rakyat biasa, hingga kalangan keraton. Lebih jauh, pengerahan kekuatan dan perencanaan yang matang menunjukkan kemampuan militer dan strategi yang berkembang dalam perjuangan kemerdekaan.
Dapat kita ketahui, Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan tonggak penting dalam perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kedaulatan. Serangan ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan militer dalam merebut kembali Yogyakarta sebagai ibu kota, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Republik Indonesia masih eksis dan mampu memberikan perlawanan kepada Belanda.
Dampaknya bersifat ganda: di dalam negeri, serangan ini menumbuhkan kembali semangat persatuan dan perlawanan rakyat bersama TNI; sedangkan di luar negeri, peristiwa ini membuka mata dunia internasional sehingga PBB mendesak Belanda untuk kembali berunding. Hal tersebut berujung pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag yang menghasilkan pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pada Desember 1949. Selain itu, Serangan Umum 1 Maret juga memiliki makna simbolis yang terus dikenang. Orde Baru memanfaatkan peristiwa ini melalui monumen dan simbol-simbol untuk menguatkan narasi sejarah tertentu. Hal ini menegaskan bahwa sejarah tidak hanya peristiwa masa lalu, tetapi juga alat untuk membangun identitas, legitimasi, dan arah bangsa di masa depan.
Dengan demikian, Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah bukti strategis sekaligus simbolis perjuangan bangsa yang menunjukkan persatuan, keberanian, dan kecerdikan diplomasi Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI