Asam Lambung Naik, Emosi Melunjak:Â
Begini Penjelasan Psikologi
Â
Pendahuluan
Pernah nggak, tiba-tiba mood jadi buruk tanpa alasan yang jelas? Rasanya gampang tersinggung, kepala panas, hati bergejolak, dan entah kenapa kok badan juga ikut-ikutan nggak enak? Nah, jangan buru-buru menyalahkan nasib. Bisa jadi, ini bukan cuma urusan hati, tapi juga soal lambung yang lagi nggak beres.
Hubungan Antara Asam Lambung dan Emosi
Coba bayangkan tubuh itu seperti orkestra. Kalau ada satu alat musik yang sumbang, semuanya jadi kacau. Begitu juga dengan asam lambung. Saat naik, bukan cuma perut yang meronta-ronta, tapi otak juga ikut bereaksi. Ini bukan kebetulan. Ada jalur komunikasi super sibuk antara lambung dan otak, namanya gut-brain axis. Ini semacam jalan tol dua arah yang bikin segala yang terjadi di perut bisa memengaruhi pikiran, dan sebaliknya.
Ketika asam lambung naik, sistem saraf bereaksi. Otak membaca ini sebagai tanda bahaya, lalu merespons dengan meningkatkan hormon stres. Akibatnya? Jantung berdegup lebih cepat, napas terasa sesak, dan emosi jadi lebih labil. Makanya, jangan heran kalau tiba-tiba lebih gampang marah atau merasa cemas tanpa sebab yang jelas.
Mengapa Stres Bisa Memicu Asam Lambung?
Kita sering dengar, stres bikin maag kambuh. Tapi gimana caranya? Saat stres, tubuh kita memproduksi lebih banyak hormon kortisol. Nah, si kortisol ini kalau jumlahnya berlebihan, bikin produksi asam lambung meningkat. Lambung jadi lebih sensitif, gampang teriritasi, dan akhirnya bikin kita merasa mual, perih, atau kembung.