Mohon tunggu...
Mimin Triana
Mimin Triana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hobi saya scroll sosmed hehe, kepribadian kadang pemalu kadang malu maluin sekian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agnotisisme

13 November 2022   13:29 Diperbarui: 13 November 2022   13:33 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya setuju, mengenai pendapat tentang kebebasan memeluk agama adalah hak preogratif setiap individu mengenai aliran kepercayaan,begitupun dengan pelaku agnotisisme,mereka tentu memiliki hak meragukan keberadaan tuhan seperti yang mereka katakan.

Tetapi tidak kah mereka berpikir? Jika mereka meragukan keberadaan Tuhannya, berarti mereka meragukan dirinya sendiri,apakah mereka berpikir bahwa manusia tercipta dengan sendirinya?tanpa pencipta?apakah mereka berpikir langit yang indah di gambar oleh pelukis?apakah mereka berpikir kehidupan ini di atur oleh sutradara film?atau mungkin mereka tidak memiliki pikiran?,nah sebelum kita bertanya lebih jauh kita pahami terlebih dahulu

Apa itu agnotisisme?

Agnostik atau Agnostisisme merupakan suatu pandangan bahwa ada atau tidaknya Tuhan atau hal-hal supranatural adalah suatu yang tidak diketahui atau tidak dapat diketahui.[1][2][3] Definisi lain yang diberikan adalah pandangan bahwa "alasan yang dimiliki manusia tidak mampu memberikan dasar rasional yang cukup untuk membenarkan keyakinan bahwa Tuhan itu ada atau keyakinan bahwa Tuhan itu tidak ada."[2]

Seorang ahli biologi Inggris, Thomas Henry Huxley mencetuskan kata agnostic pada tahun 1869 dengan mengatakan, "Secara sederhana ini memiliki makna bahwa seseorang tidak sepatutnya mengatakan kalau dirinya tahu atau percaya pada sesuatu yang mana dirinya tidak memiliki dasar ilmiah untuk mengaku tahu atau percaya." Beberapa pemikir lebih awal sebelumnya telah menulis karya-karya yang isinya mengangkat cara pandang agnostik, beberapa di antaranya adalah Sanjaya Belatthiputta, seorang filsuf India dari abad ke 5 SM, yang mengungkapkan agnostisisme akan kehidupan setelah mati.[4][5][6] dan Protagoras, seorang filsuf Yunani abad 5 SM, yang mengungkapkan agnostisisme terhadap keberadaan "Tuhan-Tuhan."[7][8][9][10]

Kata agnostik diciptakan oleh ahli biologi TH Huxley dan berasal dari bahasa Yunani gnstos, yang berarti "tidak diketahui atau tidak dapat diketahui." Doktrin tersebut dikenal sebagai agnostisisme .


Baik ateis dan agnostik juga dapat digunakan sebagai kata sifat. Kata sifat ateistik juga digunakan dan kata agnostik juga dapat digunakan secara lebih umum di luar konteks agama untuk menggambarkan pendirian yang tidak menganut pendapat, argumen, dan lain

Lalu,apakah atheis dan agnotisisme itu sama?

Sering dianggap sama, sebenarnya agnostik memiliki perbedaan dasar yang membedakan agnostic dengan ateis. Agnostik berasal dari bahasa Yunani Kuno (a) yang berarti "tanpa" dan (gnosis) yang berarti "pengetahuan". R. S. Sharma dalam Encyclopedia International mengemukakan pendapatnya tentang agnostisisme: pandangan skeptis terhadap agama yang merujuk pada sikap dan ajaran bahwa keberadaan Tuhan tidak bisa diketahui atau dibuktikan.

Berbeda dengan agnostik, ateis merupakan tindakan yang mana kamu tidak menganggap Tuhan ada dan tidak mendasarkan tingkah laku atas perintahnya. Pada dasarnya definisi ateisme sangat beragam, seseorang yang tidak mempercayai adanya Tuhan dan agama karena tidak dapat dibuktikan secara empiris atau nyata keberadaannya. Ateis lebih berimplikasi pada sikap dan tindakan seseorang.

Ateisme adalah doktrin atau kepercayaan bahwa tidak ada tuhan. Sebaliknya, kata agnostik mengacu pada orang yang tidak percaya pada tuhan atau doktrin agama. Agnostik menegaskan bahwa tidak mungkin untuk mengetahui bagaimana alam semesta diciptakan dan apakah makhluk ilahi ada atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun