Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

God Bless, "Raksasanya" Musik Rock Tanah Air

6 Mei 2021   21:07 Diperbarui: 8 Mei 2021   01:44 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

God Bless " Raksasanya " Musik Rock Tanah Air

Pagelaran musik di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada tanggal 5-6 Mei 1973 adalah awal lahirnya raksasa musik rock tanah Air God Bless. Pagelaran musik summer  yang diikuti berbagai kelompok musik ini menandai lahirnya God Bless yang saat itu digawangi Ahmad Albar (vocal), Donny Fattah (bass), Ludwig Leman (Gitar), Soman Lubis (Keyboard) dan Fuad Hassan sebagai penabuh drum. 

Disaat kelompok musik ini mulai medapat empati dan simpati dari berbagai kalangan pecinta musik rock Tanah Air, musibah datang. Dua pentolan grup God Bless, Soman Lubis dan Fuad Hasan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalu lintas.

Jockie Surprajogo dan Teddy Sujaya pun masuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Soman Lubis dan Fuad Hasan, seiring hadirnya Ian Antono sebagai gitaris menggantikan Ludwig Leman yang pulang ke Belanda.

Formasi God Bless ini adalah formasi yang paling solid menurut para pengamat dan pecinta musik rock, akhirnya pada tahun 1975, menelurkan album perdana God Bless yang diberi judul " Huma Diatas Bukit " karya bersama Donny Fattah dan sutradara kondang Syumanjaya.  

Dan pada  era tahun 1975-an itu merupakan zamannya God Bless berjaya di panggung pertunjukan musik rock tanah air. Kelompok musik rock ini mampu  "mengalahkan" kelompok rock lainnya yang sudah eksis di belantka musik rock Tanah Air, seperti AKA, The Rollies dan Giant Stepp.  Kendati masih sering menggusung reportoar milik grup rock dunia dalam setiap pertunjukannya di panggung musik, berkat aksi panggung dan skill pemain musik God Bless yang diatas rata-rata membuat band rock ini menjadi band idola baru pecinta musik tanah air.

Saat pembuatan album ke dua " Cermin ", keyboardis Jockie Suryoprajogo keluar. Dan Abadi Soesman masuk menggantikan posisi Jockie.  Masuknya Abadi soesman yang memiliki latar belakang sebagai musisi jazz dan kerap memainkan lagu The Beattle bersama kelompok musiknya, membuat album cermin menjadi kental nuansa jazz dan terkesan penuh kerumitan sehingga untuk memainkannya sangat dibutuhkan skill permainan yang tinggi.

Hal ini diakui oleh drummer God Bless Fajar Satriatama yang mengakui bahwa komposisi pukulan drum Teddy Sujaya pada Album " cermin" sungguh sangat hebat dan penuh kerumitan saat memainkannya.

Musik God Bless kembali berubah saat mereka menggarap album semut Hitam pada tahun 1988. Hadirnya kembali keyboardis Jockie Suryoprajogo membuat aransemen musik God Bless cenderung bernuansa rock progresif. Hal itu bisa kita dengar pada lagu kehidupan, Semut Hitam atau Bla..bla..bla. Album ini sukses dipasaran.  

Mengutip istilah Ian Antono, Album Semut Hitam merupakan album God Bless yang paling laku. Nama God Bless kembali tereskalasi di langit musik tanah air.  Berbagai tour panjang dalam puluhan Kota di Indonesia mengembalikan kejayaan pamor kelompok musik God Bless dalam peta dunia musik rock tanah air. Panggung musik rock kembali mereka rajai.

Pada saat menggarap album Raksasa pada tahun 1989, God Bless kembali harus kehilangan gitarisnya Ian Antono. Dan gitaris muda berbakat Eet Syahrani menjadi pengganti Ian Antono. Menurut cerita Eet Syaharani dirinya sempat berpikir cukup lama untuk mengganti posisi ian Antono di God Bless mengingat Ian Antono adalah gitaris terbaik di negeri ini dan pemberi warna pada musik God Bless.

Dalam album Raksasa ini, raungan gitar Eet Syaharani yang kental dengan sound yang keras memberi warna lain dalam penggarapan album Raksasa yang melahirkan hits seperti menjilat Matahari, Raksasa, dan  Maret 1989. Musik God Bless terasa sangar. Kental nuansa rocknya. Sangat terlihat nunasa heavy metalnya. 

Tahun 1991, God Bless kembali merilis album "The Story Of God Bless" yang mengaransemn ulang lagu-lagu lawas mereka yang pernah hits di eranya seperti Huma Diatas Bukit, Musisi, Sesat hingga She Passed away. Dalam album ini aransemen musik God Bless terasa lebih moderen dan lebih segar kendati raungan gitar Eet syahrani tetap menjadi God Bless terasa tetap keras sebagai grup musik rock.

Perpaduan permainan keyboard Jockie yang berpadu dengan cabikan gitar Eet Syahrani didukung betotan bass Donny Fatah ditambah pukulan drum Teddy Sujaya membuat keeksotisan suara khas Ahmad Albar sebagai vokalis makin mengeksistensi God Bless sebagai kelompok musik Rakasa di negeri ini.

Album Apa Kabar yang digarap tahun 1997, mereunikan kembali Ian Antono sebagai gitaris God Bless. Duetnya bersama Eet Syahrani dalam Album apa Kabar ini sangat ditunggu para pecinta dan penggemar musik rock tanah air. Para pecinta musik rock tanah air berharap banyak dari kolaborasi dua gitaris papan atas rock negeri ini di Album Apa kabar. Hasilnya duel permainan gitar dua gitaris berpengaruh di negeri ini dapat didengar di lagu Anakku dan Serigala Jalanan.

Pergantian personil tampaknya menjadi ciri khas God Bless saat hendak merilis album baru. Pada album 36 tahun God Bless, Abadi soesman kembali bergabung bersama Yaya Muktio yang menggantikan posisi Teddy Sujaya sebagai drummer. Dan lagi-lagi nunasa God Bless berubah. tehnik bermain drummer yaya Muktio yang lebih art rock menjadikan " Album 36 Tahun God Bless " terasa berbeda dengan album-album God Bless sebelumnya yang sangat kental dengan sentuhan pukulan drum rock ala Teddy Sujaya.

Sepertinya setiap album baru God Bless di rilis, pergantian personil grup God Bless seolah menjadi ikon dan ciri khas grup band rock ini. Dalam album " Cermin 7 ", posisi sebagai penggebuk bedug Inggris diisi oleh drummer EdanE, Fajar Satriatama. Masuknya Fajar dalam posisi drum kembali membuat arransemen God Bless terasa ngerock mengingat Fajar adalah drummer EdanE yang mengusung aliran musik heavy Metal bersama mantan gitaris God Bless, Eet Syahrani.

Tak terasa, sudah 48 tahun, kelompok musik rock yang didirikan Ahmad Albar usai pulang dari Belanda ini, mengarungi panggung musik rock tanah Air. Kendati usia para pemainnya sudah ada yang berkepala 7, namun kegarangan mereka di atas panggung musik rock tanah air tetap bergema dan dirindui para penggemarnya. Aksi panggung mereka masih sangat dinantikan para pecinta musik rock tanah air.  Mereka adalah raksasanya  musik rock tanah Air. Selamat untuk God Bless. Teruslah melayari panggung musik rock tanah air. Rock Never Die !!!

Toboali, hari ke-24 Ramadan/ 6 Mei 2021

Salam sehat dari Kota Toboali

salam ramadan buat pembaca dan Kompasianer yang menjalankan Ibadah Puasa 1442 H.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun