Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Lelaki yang terbujur Kaku Dibawah Pohon Besar

23 April 2021   21:49 Diperbarui: 24 April 2021   02:17 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen : Lelaki yang Terbujur kaku Dibawah  Pohon Besar

" Kalau kamu ingin kaya, kamu harus kerja. Bukan berharap dari lotere," jelas Ayahnya. Matkawi terdiam. Tak ada bantahan dari mulutnya. Wajahnya berubah bak kain kafan mendengar penjelasan sang ayah,

" Apa kamu tidak malu dengan warga kampung? Dan apakah kamu akan bahagia kalau kaya dari duit hasil menang lotere?Dan apa ada orang kaya dan bahagia karena kerjaannya dari lotere?," lanjut Sang Ayah dengan nada suara tinggi bernada kasar hingga intonasinya menggelegar sampai ke udara bebas. Kembali wajah Matkawi tertekuk. Wajahnya menatap ubin di rumah Ayahnya. Tak berani menatap wajah Ayahnya yang terlihat sangat garang. lelaki paru baya itu terlihat sangat sangar. 

" Dasar anak tak tahu diuntung. Kerjaannya cuma bikin malu keluarga saja," serapah ayahnya yang membuat jantung Matkawi berdegup makin kencang.

Dengan langkah kaki yang tergesa-gesa bak dikejar setan, Matkawi tiba di rumahnya. Lelaki itu langsung menyandarkan punggungnya ke kursi tua yang ada di ruangan tamunya. Hanya itu harta yang masih dimilikinya. TV sudah terjual. Bahkan kaligrafi yang menjadi ornamen ruang tamu rumanya pun telah dijualnya. Semua berawal dari lotere. Ya, lotere telah menghabiskan hasil kerja kerasnya selama ini.  Istrinya keluar membawa secangkir kopi yang tak penuh isinya.

" Kok kopinya tak penuh," tanya Matkawi.

" Ini kopi terakhir yang masih tersisa di rumah ini," jawab istrinya sembari meninggalkan Matkawi sendirian. Diambilnya sebatang rokok yang masih tersisa di bungkusnya. Asap rokok mengepul ke udara. 

Orang-orang sedang khusuk sholat tarawih di Masjid. Langkah Matkawi terhenti pada sebuah pohon besar yang ada di dalam hutan. Matkawi akhirnya dengan jiwa yang kering kerontang dimakan narasi seorang temannya menghantarkannya ke sana. 

" Kamu tahu resep Luteng sering keluar angka pasanganya di lotere," tanya seorang temannya. Matkawi mengeleng. Dia hanya tahu tahu, Lteng adalah lelaki yang sering menang lotere. Bahkan info terakhir yang didenarnya, minggu kemaren Luteng hampir membangkrutkan agen lotere. Angka pasangan keluar 6 angka. Enam angka. Dan Luteng belum sempat menikmati uang hasil menang Loterenya. Dia keburu dipanggil Sang Khalik.

' Dia sering datang ke pohon besar yang ada di dalam hutan kecil kampung kita itu. Dia sering memberi sesajen buat penghuni Pohon besar itu," jelas temannya. 

" Serius?," tanya Matkawi dengan mata terbelalak. Seolah ingin meminta penegasan dari lawan bicaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun