Mohon tunggu...
Mimbar Muda Hukum
Mimbar Muda Hukum Mohon Tunggu... Komunitas Mimbar Muda Hukum

Komunitas baru yang bergerak dibidang hukum

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Menakar Kembali Pemikiran Muhammad Abduh tentang Konsep Demokrasi

31 Juli 2025   09:24 Diperbarui: 31 Juli 2025   09:24 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jika kita bicara soal demokrasi dalam dunia Islam, nama Muhammad Abduh lah yang nggak bisa dilewatkan begitu saja. Sebagai salah satu pembaharu Islam di akhir abad ke-19, Abduh punya pemikiran yang cukup progresif dan berani untuk zamannya. Gagasan-gagasannya seolah ingin menyambungkan nilai-nilai keislaman dengan semangat zaman modern, termasuk soal demokrasi.

Abduh melihat bahwa inti dari Islam sebenarnya sudah punya nilai-nilai yang sejalan dengan demokrasi: seperti keadilan, musyawarah (syura), kebebasan berpikir, dan tanggung jawab individu. Bagi Abduh, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang  mengutamakan kepentingan rakyat dan mendengar suara rakyat serta menghormati hak-hak mereka. Makanya, meskipun Abduh hidup di tengah dominasi sistem otoriter kolonialisme dan tradisi Kekuasaan yang berpusat pada segelintir elite (raja, bangsawan, tuan tanah), Abduh tetap percaya bahwa umat Islam bisa membangun sistem politik yang adil dan terbuka, selama kembali pada semangat Islam yang murni dan rasional.

Tapi tentu saja, pemikiran Abduh nggak bisa dilepaskan dari konteks zamannya. Dia belum bicara soal demokrasi dalam arti sistem pemilu modern atau multipartai seperti sekarang. Yang dia tekankan lebih kepada nilai-nilai dasarnya seperti keadilan, kebebasan, dan tanggung jawab moral. Didalam banyak hal, pemikiran Abduh ini jadi jembatan penting antara tradisi Islam klasik dan modernitas.

Jadi, kalau sekarang kita ingin "menakar ulang" pemikiran Abduh, mungkin bukan untuk menilai benar atau salah, tapi lebih ke arah: bagaimana gagasannya bisa terus relevan? Apakah prinsip-prinsip yang dia bawa bisa jadi inspirasi buat membangun demokrasi yang berakar dari nilai-nilai lokal dan agama, bukan sekadar meniru model Barat? Dan yang paling penting: apakah kita, generasi sekarang, masih punya keberanian seperti Abduh untuk berpikir kritis dan membangun peradaban dengan jujur?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun