Udara di negeriku mendadak pergi
Jengah membaui betapa keruhnya mimpi
;senyap segera merapat. Â Melipat semua pat gulipat.
Para pendekar tersisa turun berselempang kelewang
Bukan hendak ayunkan benda tajam
Tapi sodorkan belati untuk harakiri
;senyap menghampiri tergesa gesa. Â Memberi geretan untuk nyalakan api.
Terbakar hampir seruang dada
Gaduh kirimkan teluh
Segala keluh akhirnya menjadi tertuduh
;senyap terbata bata. Â Isaknya terdengar hingga batas neraka.
Senyap bukanlah maklum
Tapi ramai yang telah dihukum
Jakarta, 17 Juli 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!