Cindy menutup matanya. Â Telinganya mendengar sesuatu. Â Sayup-sayup namun sangat mengganggu.
Koaaakkk.....bresssss....koakkkkk.....hegh
Itu seperti suara seekor burung besar yang kesakitan, terjatuh lalu mati. Â Cindy membuka mata dan mencari sosok Ran. Â Pria itu sedang sibuk membenahi perlengkapan yang sedikit berantakan setelah tadi diturunkan secara tergesa-gesa. Â Cindy berniat memberitahu Ran apa yang baru saja didengarnya.
Ran menoleh ketika mendengar langkah kaki Cindy mendekati.Â
"Ran, sepertinya aku mendengar suara-suara aneh. Â Apakah kau juga mendengar hal yang sama?"
Cindy bercerita apa yang baru saja didengarnya. Â Ran menyimak dengan serius. Â Terheran-heran sebetulnya. Â Dia tidak mendengar apa-apa. Â Namun tidak diperlihatkannya di depan Cindy. Â Ran menduga, sedikit demi sedikit keanehan pada Cindy mulai terkuak. Â Tadi kelincahan geraknya. Â Sekarang ketajaman pendengarannya.
Untuk memastikan dugaannya Ran mendekati satu persatu anggota team yang lain setelah Cindy pergi. Â Tepat seperti dugaannya. Â Tidak ada satupun yang mendengar apapun. Â Cindy memang berubah! Â Mudah-mudahan bukan yang terburuk datang. Â Ran berdoa dalam hati.
----
"Apa yang harus kita lakukan sekarang team. Â Ada ide?" Ran membuka percakapan saat semua orang duduk melingkar sambil menikmati makanan kaleng.
Semua saling pandang. Â Agak gagap untuk sebuah ide. Â Negeri yang mereka kembarai ini negeri yang sangat aneh. Â Tidak ada dalam peta. Â Hewan dan tumbuhannya banyak yang tidak ada dalam daftar ensiklopedia. Â Belum lagi lansekap alamnya yang serba raksasa. Â Jangan-jangan mereka terjebak di negeri dongeng?
"Kita lanjut ke arah matahari terbenam saja Ran. Â Aku mendengar debur ombak di kejauhan. Â Menyusur sungai di sini terlalu banyak ngarai dan jurang. Â Kita banyak membuang waktu," Cindy berucap setelah beberapa saat suasana hening.