Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Upacara tanpa Suara

5 Maret 2018   23:32 Diperbarui: 5 Maret 2018   23:39 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam sedang mengadakan upacara.  Tanpa suara.  Mengubur sisa-sisa gemericik air kali. Menimbuninya dengan pasir.  Berguguran dari tepian tak terlindungi.  Atas nama hening.  Bagi orang-orang yang ingin menjumpai sunyi.

Tak ada tangisan.  Itu sudah dilakukan sore tadi.  Oleh hujan yang berjatuhan. 

Tak ada duka.  Itu sudah dilakukan petang tadi.  Oleh daun cemara yang kehilangan dingin.

Bumi mulai membangun mimpi. Sekerat demi sekerat.  Ketika semua mata terpejam.  Terjebak rayuan tentang keindahan.  Istana dan putri-putri raja.

Upacara ditutup seadanya.  Dengan sayup-sayup rintihan dinihari.  Mengundang kedatangan para pembela dan pencinta.  Dari sudut-sudut pembaringan yang berjelaga.

Bogor, 5 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun