Pagi mendadak pucat pasi
Ada tangis siap ditumpahkan
Bukan pedih karena hendak melamar airmata
Namun sukacita sebab hujan mulai mengawini musim
Cemara itu hijaunya tiba-tiba pias
Angin terlalu kecil
Tak mampu mengangkat lambaian
Ujung jemarinya sedang melamunkan belaian
Beberapa patah kata mematah di banyak tempat
Luput membidik langit yang bersikukuh untuk angkuh
Ujung kalimatnya perlu diasah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!