Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak yang Terbuang

5 September 2017   09:02 Diperbarui: 5 September 2017   09:13 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini barangkali adalah sajak yang terbuang

Karena huruf dan katanya menggantung di awang awang

Berpegangan pada awan yang putihnya hilang

Menanti jemputan seekor kuda yang baru pulang dari perang

Kalimatnya berlarian terpilin-pilin

Mendermakan terang meski hanya sekelumit lilin

Melelehkan hangat dalam kasih yang terjalin

Tak perlu meminta hingga malaikat menerbitkan angin

Sajak yang terbuang akhirnya dipunguti oleh orang yang terbuang

Dibaca dalam temaram untuk memahami apa arti sebetulnya terbuang

Diibaratkan dengan pertanda beberapa mimpi yang terbuang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun