Mohon tunggu...
Milla Jankovic
Milla Jankovic Mohon Tunggu... Menari

Hobi mengeksplor keindahan alam dan keindahan seni tari

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Misteri Arsitektur Kuno : Mengungkap Keistimewaan Arsitektur Candi Mahligai dalam Komplek Muara Takus

27 September 2025   18:57 Diperbarui: 27 September 2025   18:56 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Lokasi Candi Muara Takus di Provinsi Riau

Candi Muara Takus merupakan salah satu candi peninggalan atau situs sejarah Kerajaan Sriwijaya di Indonesia yang saat menjadi salah satu kerajaan yang berpengaruh besar dalam penyebaran Agama Buddha. Sebagai situs sejarah, Candi Muara Takus juga merupakan cagar budaya nasional Indonesia yang secara spesifik keberadaannya terdapat di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jaraknya kurang lebih 135 KM dari Kota Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau. Sedangkan jaraknya dengan pusat desa Muara Takus kurang lebih 2,5 KM dan tidak jauh dari pinggir Sungai Kampar kanan. 

Terdapat 2 pendapat mengenai asal mula nama Muara Takus. Yang pertama dikatakan bahwa nama tersebut diambil dari nama sebuah anak sungai kecil bernama Takus yang bermuara ke Sungai Kampar Kanan. Pendapat lain mengatakan bahwa Muara Takus terdiri dari dua kata, yaitu Muara dan Takus. Kata Muara sendiri mempunyai pengertian yang sudah jelas, yaitu suatu tempat sebuah sungai mengakhiri alirannya ke laut atau ke sungai yang lebih besar, sedangkan kata Takus berasal dari bahasa Mandarin, yakni Da. Tetapi sering kali masyarakat salah melafalkan penulisannya akibat intonasi pengucapannya yang mirip hingga dibaca menjadi Ta yang berarti besar, Ku yang berarti tua, dan Se berarti candi atau kuil. Jadi arti keseluruhan kata Muara Takus adalah candi tua yang besar, yang terletak di muara sungai. 

Kerajaan Sriwijaya membawa pengaruh yang besar dalam kontribusinya menyebarkan agama Buddha, akibatnya hingga kina banyak masyarakat yang tertarik untuk mengunjungi Candi Muara Takus sebagai destinasi wisata, terutama untuk umat beragama Buddha. Sebagai Candi Buddhis, Candi Muara Takus merupakan satu-satunya situs wisata sejarah peninggalan kerajaan Budha di Provinsi Riau. Selain langka, tempat ini menawarkan banyak daya tarik, terutama bagi wisatawan penyuka sejarah dan para umat Buddha sebagai tempat beribadah. 

Candi Muara Takus tidak hanya terdiri dari satu buah candi, tetapi Candi Muara Takus merupakan kompleks percandian yang terdiri dari 4 candi, yakni Candi Mahligai, Candi Bungsu, Candi Tuo, dan Candi Palangka. Di antara keempat candi yang terdapat di kompleks percandian Muara Takus, Candi Mahligai merupakan candi yang memiliki karakteristik paling berbeda. Candi Mahligai memiliki struktur bangunan yang menjulang tinggi dengan bagian stupa yang masih lengkap. Karakteristik Candi Mahligai yang memiliki struktur bangunan yang menjulang tinggi menjadi salah satu daya tarik wisatawan, karena dapat terlihat dari jarak yang jauh dan sering kali menjadi pusat perhatian.

Gambar 2. Kompleks Candi Muara Takus 
Gambar 2. Kompleks Candi Muara Takus 

Candi Mahligai yang terdiri dari tiga bagian yaitu kaki, badan dan kepala yang memiliki bentuk stupa yang utuh tinggi menjulang. Pekerjaan pemugaran Candi Mahligai dimulai tahun 1978 dan dapat diselesaikan tahun 1983. Denah candi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10.44 m x 10.60 m. Tinggi Candi Mahligai dari tanah sampai bagian puncak stupa sekitar 14.30 m. Bagian stupa terletak di atas tapakan segi delapan dengan jumlah sisi sebanyak 28 buah. Pada alasnya terdapat bentuk teratai berganda. Tangga candi sebagai entrance terletak di sebelah selatan. 

Gambar 3. Penampakan Candi Mahligai Pada Tahun 1889
Gambar 3. Penampakan Candi Mahligai Pada Tahun 1889

Candi Mahligai dalam kompleks Candi Muara Takus bukan hanya sekadar bangunan kuno dari susunan bata merah, tetapi juga merupakan simbol puncak spiritual dan pusat kesakralan yang membedakan kompleks ini dari peninggalan sejarah lainnya di Indonesia. Keistimewaan arsitekturnya yang menyerupai menara stupa dan teknik pembangunan yang presisi mengungkap misteri akan alasan ketahanan arsitektur Candi Mahligai yang dapat bertahan hingga seribu tahun lamanya dapat terjawab.

Meskipun Candi Mahligai berbentuk stupa menara yang terbuat dari batu bata terkesan langsing secara proporsi, tetapi ternyata mampu menahan tiupan angin dan erosi akibat angin selama lebih seribu tahun. Pengaruh proporsi bangunan Candi Mahligai yang langsing menjadi alasan Candi Mahligai menjadi satu-satunya candi dalam kompleks percandian Candi Muara Takus yang memiliki struktur bangunan paling lengkap, bahkan sebelum dilakukannya pemugaran kembali.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun