Pada tiga tahun pertama, saya akan berfokus pada pembangunan fondasi kebijakan. Transportasi publik akan diperkuat dengan menambah armada Suroboyo Bus, memperluas rute hingga perumahan padat, serta menyediakan jalur khusus untuk bus agar tidak terjebak macet. Dengan begitu, masyarakat mulai terbiasa meninggalkan kendaraan pribadi.
Di sisi permukiman, pembangunan rumah susun sederhana (rusunawa) akan dipercepat, terutama bagi warga bantaran sungai. Program ini tidak dilakukan secara sepihak, tetapi dengan melibatkan warga agar mereka merasa menjadi bagian dari solusi, bukan korban kebijakan. Revitalisasi kawasan kumuh dilakukan dengan tetap menjaga ruang usaha kecil masyarakat.
Untuk lingkungan, fokus saya di awal adalah memperkuat pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Bank sampah akan diperluas ke seluruh kecamatan, disertai kampanye 3R (reduce, reuse, recycle). Drainase kota juga akan diperbaiki dengan pompa modern agar banjir bisa dikendalikan.
Selain itu, saya akan meluncurkan aplikasi "Surabaya Satu Pintu" yang mengintegrasikan semua layanan publik, mulai dari administrasi kependudukan, perizinan usaha, hingga pengaduan warga. Langkah ini diharapkan membuat masyarakat lebih mudah mengakses layanan tanpa birokrasi yang berbelit.
Strategi Tahun 4--7: Pengembangan dan Percepatan
Setelah fondasi kuat, saya akan masuk ke tahap pengembangan. Transportasi publik harus naik kelas dengan menghadirkan moda berbasis rel. Impian saya adalah membangun LRT atau kereta komuter yang menghubungkan Surabaya dengan wilayah penyangga seperti Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto. Dengan begitu, Surabaya akan menjadi pusat metropolitan yang terhubung dengan daerah sekitarnya.
Dalam bidang ekonomi, fokus saya adalah UMKM. Pelaku UMKM akan mendapat pelatihan digital marketing, akses e-commerce, hingga fasilitas pembiayaan. Saya juga ingin membangun pusat inkubasi bisnis untuk mendukung generasi muda dalam mengembangkan ide-ide kreatif mereka.
Lingkungan juga tetap menjadi perhatian. Target saya adalah memperluas ruang terbuka hijau hingga mencapai 30% dari wilayah kota. Caranya dengan membangun taman kota baru, hutan kota, serta program urban farming di setiap kecamatan. Dengan begitu, warga tidak hanya menikmati ruang hijau tetapi juga dapat memanfaatkannya untuk kemandirian pangan.
Di bidang pendidikan dan kesehatan, sekolah negeri baru akan dibangun di kawasan padat, sementara puskesmas akan ditingkatkan menjadi 24 jam. Saya ingin semua warga, tanpa terkecuali, bisa merasakan akses pendidikan dan kesehatan yang layak.
Strategi Tahun 8--10: Pematangan dan Konsolidasi
Pada tahap terakhir, saya akan mematangkan semua program. Smart city akan dikembangkan menjadi sistem terintegrasi berbasis big data. Kota ini akan memiliki sistem yang mampu memantau lalu lintas, kesehatan, banjir, dan keamanan secara real-time. Hal ini akan membuat tata kelola kota lebih efektif sekaligus responsif terhadap masalah.