Kesannya tidak marah cuman sudah tidak tertarik, terasa netral tapi dampaknya berpihak, dan pada akhirnya setiap momentum akan menjadi pahlawan.
Beliau bersabda, bukannya ngomongin kejadian dan kesalahan yang sudah-sudah, ini hanya buat pelajaran kedepan, begitulah kata beliau, coba perhatikan diksinya, itu ada kata "bukannya" yang menjadi pertanyaan itu bukan gimana, jelas-jelas itu ngomongin dan mengungkit yang sudah-sudah, kesannya seolah bagaimana caranya target orang yang di incar terpojokan.
Bukannya mau mengungkit kesalahan kebelakang, ini cuman hanya menjadi pelajaran saja, coba perhatikan lagi, ini terasa netral tapi dampaknya terpojokan, perhatikan diksinya itu ada kata "cuman", maksudnya itu cuman gimana, jelas-jelas itu bikin narasi suapaya orang yang dia incar terpojokan.
Ini simpel, cuman satu yang harus dilakukan (minta maaf), begitulah sabda beliau, tapi fakta menjawab itu seolah hukum itu berlaku buat orang lain, seolah beliau yang paling berjasa dan tidak ada sedikitpun kesalahan yang dia perbuat. Beliau bilang orang itu kenapa ya egonya tinggi, dia ngak mau nurunin egonya, itulah ucapannya, dan itu fakta menjawab, si ego tinggi itu berlaku buat ego orang lain, bukan buat beliau.
Beliau juga bilang jangan bikin narasi ke orang lain ngomongin permasalahan ini dan bikin narasi yang memojokan dan menyalahkan orang, tapi persoalannya informasi yang nyampe narasi yang beredar, ternyata ada isu yang beredar yang salah itu orang yang jadi target incaran beliau, dia adalah orang yang di kasih pemahaman oleh beliau, beliau bersabda kepada dia "kamu ngak boleh bikin narasi yang menyalahkan orang.
beliau berkata juga, dia terlalu politis, pendekatan beliau untuk menjatuhkan orang, menghilangkan potensi dan membunuh karakter orang dengan cara ya di kasih baik dulu, setelah itu baru tumpas dengan cara membunuh kepercayaan dia, dengan kekuatan narasi ke orang lain se-olah beliau yang paling berjasa atau menjadi pahlawan dari setiap agenda atau momentum. Kesannya beliau berpikir kepada si dia itu politis, tapi fakta menjawab narasi dan kejadian itu dirancang beliau untuk menarik seluruh kepercayaan orang. yang menjadi pertanyaan si beliau atau si dia yang politis ?
terakhir, ada hal yang sudah di rancang dan di laksanakan, itu udah selesai tapi setiap tingkah laku dan perbuatan semua itu pasti akan membekas ke orang, apapun tingkah laku itu, cuaman melihat dari kejadian itu si beliau dan si dia sedang merancang tapi kesannya si beliau itu menyalahkan si dia yang posisinya itu ngak bersalah secara teknis ketika berbicara suatu rancangan tapi yang menjadi persoalan itu karna dia punya bahan untuk di musyawarahkan, bahan yang di jadikan persoalan!Â
Kesannya kenapa bahan yang dipersoalkan, kan itu cuman bahan yang sedang di bahas secara teknis, beliau beralasan ini salah secara etika komunikasi, yang menjadi pertanyaan emang benar itu salah secara etika komunikasi ?
Sedangkan etika itu dilaksanakan secara teknis dengan musyawarah dan bahan tersebut di bahas di situ, itu yang di jelaskan dalam ilmu manajemen dalam teknis plening atau rancangan. fakatanya kayak gitu, Kesannya terlalu afolo atau over.
Simpulnya dari cerita tersebut terasa netral tapi dampaknya terpojokan, orang lain ngak boleh berbuat kesalahan tapi hukum itu tidak berlaku buat beliau, terasa manipulatif dan berbelit-belit dan perlu disadari itu adalah peristiwa yang di rancang dan informasi yang di dapat, ini adalah permainan sikologi kata orang terdekat beliau. Bahkan informasi ini dari berbagai pihak.
Pagerageung, 13 Agustus 2025