Mohon tunggu...
Mila Oktavia Mardiani
Mila Oktavia Mardiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Soil science

Postgraduate student | Soil science | Brawijaya University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mitigasi Perubahan Iklim dengan Upaya Peningkatan Pengetahuan Petani di Desa Babadan Kabupaten Malang

5 Oktober 2023   14:17 Diperbarui: 5 Oktober 2023   14:22 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MALANG (24/9/2023) - Era perubahan iklim kian menjadi issue yang serius terutama di bidang pertanian. Sektor pertanian menyumbang setidaknya 13% pada peningkatan gas rumah kaca. Petani belum sepenuhnya memahami pemanfaatan serta optimalisasi kegiatan saat pasca panen misalnya limbah sisa panen yang dibakar. Banyaknya sisa limbah pertanian yang belum dioptimalkan dapat mencemari lingkungan serta menimbulkan penyebab penyakit. Adanya fenomena ini, tim PKM dari Departemen Tanah, Universitas Brawijaya mencanangkan program optimalisasi limbah panen dengan pembuata pupuk kompos. Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat, sehingga pada kesempatan ini tim PKM Departemen Tanah UB memiliki kesempatan untuk melaksanakan kegiatan PKM di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Wagir, Kabupaten Malang. 

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Universitas Brawijaya berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Tim PKM Departemen Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Prof. Cahyo Prayogo, SP., MP., Ph.D. Tema yang diusung adalah "Dampak Perubahan Iklim dan Degradasi Lahan terhadap Kualitas Tanah" dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani di Desa Babadan dalam mempertahankan kesuburan tanah baik sifat fisik, kimia dan biologi sebagai upaya dalam pencegahan perubahan iklim. Sehingga, mampu untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman di lahan petani dengan harapan supaya dapat meningkatkan kesejahteraan warga.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Penyelenggaraan kegiatan pengabdian ini melibatkan anggota tim dosen yang memiliki keahlian di masin-masing bidangnya; Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS. dan Syamsul Arifin, SP., M.Si. serta para mahasiswa baik mahasiswa S2 Pengelolaan Tanah dan Air; Maydella Vista Putri Rinady, Rosesita Tri Suci Rohani dan Satrio Deny Setyawan dan 27 mahasiswa S1 Ilmu Tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Kegiatan pengabdian ini juga dihadiri oleh para petani dan para perangkat desa. 

Pemaparan "Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dengan Sistem Agroforestri" oleh Prof. Cahyo Prayogo, SP., MP., Ph.D. Perubahan iklim mempengaruhi produksi pertanian di Desa Babadan. Komoditi utama yang ditanam oleh petani di desa ini yaitu tebu. Petani mengeluhkan bahwa belakangan ini hasil produksi tebu lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya pengelolaan yang diakibatkan oleh musim kering yang berkepanjangan. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh pada fisiologis tanaman yang selanjutnya berpengaruh terhadap produksi tanaman. Tanaman di desa ini banyak yang menunjukkan sifat fisiologis tanaman yang tidak sehat seperti kurus, kering dan layu. Sistem agroforestri dengan cara pencampuran beberapa jenis pohon mampu memitigasi dan mengadaptasi terjadinya perubahan iklim yang ekstrim. Sehingga, dengan adanya pencampuran beberapa jenis pohon tersebut diharapkan mampu membantu petani dalam meningkatkan produksi dan lebih mensejahterakan kehidupannya.

Selain itu, dari segi sifat biologi tanah, pemaparan "Kesuburan Tanah" disampaikan oleh Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS. Desa Babadan memiliki limbah pertanian dari Pabrik Gula Kebon Agung Malang yang melimpah seperti "Blothong", namun limbah pertanian ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh petani atau masyarakat sehingga menumpuk di pinggir jalan. Sementara itu, banyak petani menggunakan pupuk kimia (pupuk ZA dan Phonska) secara terus menerus sehingga kesuburan tanah Desa Babadan menurun. Perlu adanya pengurangan pemakaian pupuk kimia tersebut dengan cara lebih memanfaatkan limbah pertanian "Blothong" untuk digunakan sebagai kompos. Anggota mahasiswa S2 yang turut serta terlibat dalam pengabdian ini mencoba untuk membuat kompos dalam kruun waktu 1 bulan dengan bahan utama "Blothong" yang dicampur dengan serasah tebu, abu ketel dan Menur (limbah pertanian daerah Babadan berupa campuran kotoran sapi dan serat makanannya yang sudah diolah). Pembuatan kompos ini ditambahkan dengan dekomposer berupa Trichoderma sp. dan EM4. Semua bahan pembuatan kompos didapatkan dari Desa Babadan sehingga diharapkan petani mampu memanfaatkan limbah pertanian ini sebagai kompos yang lebih efisien dan efektif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia agar meminimalisir terjadinya degradasi lahan dengan pertanian yang ramah lingkungan sebagai upaya pencegahan perubahan iklim.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Pemaparan "Kualitas dan Kuantitas Air serta Cara Pemanenan Air" di sampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma dan Syamsul Arifin, SP., M.Si. Selain permasalahan terkait kesuburan tanah, Bapak Sutoyo (salah satu ketua kelompok tani Desa Babadan) menyampaikan bahwa ketersediaan air di Desa Babadan ini semakin rendah. Hal ini dikarenakan banyak di daerah bagian atas terdapat pengeboran sumber mata air sehingga perlu dibangun tanggul air guna untuk menampung air saat hujan tiba agar saat musim kering petani tidak kekurangan air. Pemanenan air menjadi salah satu strategi penting dalam menciptakan ketahanan lingkungan dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim sehingga mampu dalam menyediakan kebutuhan air bagi tanaman ketika musim kemarau sehingga usaha pertanian masih dapat berkembang dengan baik.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Saat pengabdian, demo pembuatan kompos oleh Maydella Vista  juga dilakukan guna untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman cara membuat kompos "Blothong" dengan memanfaatkan limbah pertanian di sekitar kita khususnya di Desa Babadan ini. Para petani sangat antusias dalam mengikuti pembuatan kompos karena masih banyak petani yang belum mengetahui tahapan pembuatan kompos yang baik dan benar. Selain itu, produk kompos yang telah di buat oleh mahasiswa S2 serta beberapa bibit tanaman hasil stek seperti tanaman Pete Cina dan Alpukat diberikan kepada petani yang hadir.

Selama kegiatan pengabdian berlangsung, para dosen dan mahasiswa membagikan pengetahuan terkait bidang pertanian. Petani sangat antusias dalam sesi diskusi dengan para dosen dan mahasiswa. Petani juga menyampaikan beberapa permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi saat ini. Diskusi berlangsung dengan sangat kondusif dan solusi permasalahan diterima baik oleh para petani (oleh Maydella Vista Putri R dan Mila OKtavia Mardiani).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun