Disadari ataupun tidak, beberapa tahun belakangan teknologi di sekitar kita berkembang dengan sangat pesat. Berkembangnya teknologi mempengaruhi berbagai  kehidupan manusia mulai dari sektor ekonomi, gaya hidup, sosial budaya, dan yang tidak terlewatkan adalah sektor pendidikan.Â
Perkembangan teknologi mempengaruhi sektor pendidikan tidak hanya dari sisi kemudahan dalam mengakses informasi, materi pembelajaran dan lain-lain, namun juga bergesernya materi pembelajaran itu sendiri yang harus selalu diperbaharui. Salah satu bagian dari pendidikan yang juga dituntut untuk menyesuaikan zaman adalah proses menulis.Â
Tidak banyak yang menyadari bahwa menulis yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari mulai bergeser pada cara penulisan yang lebih modern. Sebagaimana diketahui, dahulu proses menulis hanya berpatok pada kertas dan pena. Namun, di era ini, seiring dengan berkembangnya berbagai teknologi, Â proses menulis juga mulai merambah pada platform digital. Inilah yang disebut dengan penulisan digital.
Penulisan digital didefinisikan sebagai komposisi yang dibuat dengan, dan seringkali untuk dibaca atau dilihat di komputer atau perangkat lain yang terhubung ke Internet (DeVoss, Aadahl, & Hicks, 2010:7). Secara lebih sederhana, dapat dijelaskan sebagai  sebuah proses kemampuan seseorang untuk melakukan penulisan pada platform yang terkoneksi dengan jaringan internet .Â
Tidak banyak yang memahami, bahwa penulisan digital lebih luas dari sekedar kegiatan mengetik (sebutan menulis dalam platform digital). Keterampilan menulis digital mencakup aspek fungsional, kritis, dan retoris (DeVoss, Aadahl, & Hicks, 2010:13-14).Â
Aspek fungsional pada penulisan digital mencakup beberapa hal, diantaranya adalah kemampuan seseorang untuk melakukan penyimpanan dan transfer file yang sudah dibuat.Â
Selain itu, penulisan digital juga membantu menggambarkan proses berpikir seseorang melalui kemampuan olah kata.Â
Dari bagaimana orang membuat tulisan, dapat diketahui bagaimana pola pikir dan apa yang akan dia sampaikan melalui tulisannya. Aspek kritis berfokus pada masalah kemampuan menulis yang berdasarkan konteks sosial yang terjadi di sekitarnya.Â
Sedangkan aspek retoris berkaitan dengan kemudahan yang membantu memfasilitasi seseorang dalam melakukan penulisan.Â
Fasilitas yang dimaksud berupa berbagai macam ruang-ruang yang memungkinkan seseorang untuk mempublikasikan hasil tulisannya di ruang tersebut sehingga dapat diakses oleh banyak orang.
Beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam melakukan penulisan digital diantaranya adalah konteks, retorika, kesadaran teknologi yang analitis, bijaksana, dan kritis, serta pendekatan multimodal untuk menulis (DeVoss, Aadahl, & Hicks, 2010:39).Â
- Konteks yang dimaksud adalah ruang bagi para penulis naskah digital untuk melakukan proses menulisnya.Â
- Retorika adalah bagaimana seorang penulis naskah digital melakukan penyesuaian dengan tulisannya kepada audiens dengan menggunakan cara-cara modern yang menarik.Â
- Kesadaran teknologi yang analitis, bijak, dan kritis.Â
Maksudnya adalah dalam menggunakan teknologi, seorang penulis digital harus mampu memilah mana yang sesuai untuk dituliskan dalam media yang digunakan. Hal ini karena apapun yang sudah berkaitan dengan jaringan internet dapat di akses dari segala sumber dan oleh banyak orang.Â
- Pendekatan multimodal, berarti dalam melakukan penulisan digital, tulisan dapat disandingkan dengan berbagai sumber lain seperti gambar, hyperlink, dan audio. Namun dalam menyandingkannya penulis juga perlu memahami konteks supaya pesan yang disampaikan tetap sama dan memiliki korelasi dengan yang disandingkan.Â
Salah satu manfaat yang juga menjadi alasan mengapa menulis digital penting adalah karena penulisan digital mampu mencakup lebih banyak pembaca. Karena media yang digunakan untuk menulis terkoneksi pada internet, jika dipadukan dengan ruang-ruang yang bisa diakses oleh publik, setiap tulisan tentu menjadi lebih memberi dampak.Â
Setelah mengetahui bahwa penulisan digital mudah untuk dijangkau banyak audiens, maka selanjutnya yang diperlukan adalah kebijakan untuk memilah tulisan mana yang seharusnya disebarkan maupun yang tidak. Hal ini karena, jika tulisan berdampak buruk, tentu juga akan berpengaruh negatif bagi penulis sendiri.Â