Judul : Laskar Pelangi
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Penerbit: Juli 2007
Salah satu novel karangan Andrea Hirata yang berjudul “Laskar Pelangi” merupakan kisah nyata menceritakan 10 anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera. Mereka bersekolah di SD Muhammadiyah dengan keadaan bangunannya yang hampir roboh dan keadaannya yang tidak nyaman untuk digunakan. Jika malam hari bangunan tersebut digunakan untuk kandang kerbau.
Pada awal didirikannya sekolah tersebut jumlah siswanya tak cukup untuk persyaratan didirikannya sekolah yang mewajibkan minimal jumlah siswanya adalah 10 orang sedangkan mereka hanya memiliki 9 siswa. Sang kepala sekolah dan satu satunya guru yang mengajar disana sudah khawatir dengan keadaan tersebut. Bahkan kepala sekolah pun sudah menyiapkan pidato pembubaran sekolah. Disaat suasana genting tersebut datanglah seorang ibu bersama anaknya yang memiliki keterbelakangan mental datang dan memohon kepada kepala sekolah untuk menerima anaknya bersekolah di SD tersebut. Serentak mereka bersorak gembira karena sekolahnya tidak jadi ditutup. Harun pun diterima diSD muhammadiyah dan ia merupakan seorang penyelamat diSD tersebut.
Dari 10 siswa tersebut ada salah satu siswa bernama lintang, ia merupakan anak pertama dari suatu keluarga yang tidak mampu. Meskipun jarak dari rumah kesekolahnya sangat jauh ia tetap bersemangat untuk sampai kesekolah. Setiap berangkat sekolah ia harus melewati rawa yang ada buayanya terkadang buayanya menhalangi jalan si lintang. Meskipun lintang anak orang miskin, ia bisa menjadi seorang anak yang paling cerdas di antara teman teman lainnya.
Suatu hari ada perlombaan karnaval antar sekolah yang ada disekitar pulau Bangka, SD muhammadiyah pun turut ikut serta. Bu guru Muslimah menunjuk harun sebagai ketua kelompok. Harun pun membuatkan sebuah kalung dari buah yg hanya ada didaerah Belitung, buat tersebut memiliki efek gatal-gatal pada kulit. Hal tersebut membuat siswa SD muhammadiyah bergerak seperti orang kerasukan dan ternyata SD mereka mendapatkan juara pertama pada perlombaan karnaval tersebut. Mereka sangat bahagia dan meletakkan piala tersebut di lemari yang berada disudut kelas.
Daerah mereka tinggal terdapat di daerah tambang timah yang sangat besar. Jika dimalam hari hanya kampong merekalah yang terlihat terang karena disekelilingnya tidak ada kampung lain selain kampung Belitung tersebut. Warga yang tinggal disana dominan merupakan keluarga miskin karna lahan pencaharian mereka sudah direbut oleh PT timah tersebut.
Sudah lama mereka bersekolah datanglah seorang anak baru disekolah mereka. Anak baru tersebut bernama flo, ia adalah anak orang kaya pindahan dari kota. Sifatnya yang sombong dan belagu membuat keadaan kelas menjadi tidak nyaman.
Saat akhir tahun ajaran kelas 9 di SMP muhammadiyah belum sampai lulus SMP lintang tidak bisa melanjutkan sekolahnya karna keadaan keuarganya yang menbutuhkan tenaga lintang yg merupakan tulang punggung keluarga.
Setelah pertambangan timah dibubarkan keadaan kampung Belitung menjadi lebih makmur. Setelahpara laskar pelangi lulus sekolah mereka menjadi pemuda yang berhasil. mereka semua mendapat masa depan yang lebih cerah ada yang dikirim ke jepangada juga yang dapat pekerjaan, tapi lintanglah yang sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya dankeadaannya. setelah SD SMP muhammadiyah hancur Bu mus mengajar di SD negeri 6 belitong timur.Ikal sendiri beserta saudaranya yang telah yatim piatu mendapat beasiswa ke soborne di paris .
Buku ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa tak hanya orang kota saja yang bisa bersekolah dan menjadi orang jenius namun orang pedalaman pun bisa asalkan kita memiliki semangat dan mau berusaha kita bisa menjadi orang yang berhasil. pendidikan merupakan hal yang sangat penting kita miliki. bagaimana mau maju kalo belajar saja masih males malesan.
