Siapa sangka gemerlap dunia konstruksi yang identik dengan lulusan Teknik Sipil tak mampu mengikat hati Muhamad Agung As'ari. Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berusia 29 tahun ini memilih jalan lain, yakni membangun kerajaan domba miliknya sendiri di Desa Pacitran, Kandangan, Temanggung. Tak sekadar beternak, Agung menghadirkan inovasi kandang pintar yang tak hanya modern, tetapi juga menjadi jembatan baginya untuk mewujudkan "sunah" beternak dan menebar manfaat sosial. "Memulai usaha ini datang dari keinginan hati karena beternak merupakan sunah," tutur Agung dengan mata berbinar saat menceritakan awal mula perjalanannya.
Pilihan Agung awalnya menimbulkan pertanyaan, tetapi ia membuktikan bahwa pengetahuan tekniknya sebenarnya merupakan aset yang berharga. Ia tidak hanya memberi makan domba, tetapi juga merancang sistemnya. Kandang pintarnya dilengkapi dengan fitur-fitur efisien yang menjaga kebersihan dan kesehatan ternak, sebuah inovasi yang tidak banyak dimiliki oleh peternak konvensional. Inovasi inilah yang membuat domba-dombanya tumbuh menjadi domba berkualitas prima, siap bersaing di pasar yang lebih luas. "Saya ingin menunjukkan bahwa peternakan bisa menjadi modern dan produktif," katanya.
Namun, keberhasilan Agung tidak berhenti di kandangnya yang canggih. Ia memiliki misi yang lebih besar: menyebarkan semangat dan ilmunya. Dengan penuh dedikasi, Agung kini membina 25 peternak lokal, membimbing mereka untuk menghasilkan domba berkualitas yang diminati pasar. Komitmen sosialnya pun telah diakui, terbukti dengan lolosnya proyek sosial dari Yayasan Petrokimia selama dua tahun berturut-turut. "Saya ingin mereka maju bersama, bukan saya saja," kata Agung menunjukkan jiwa kepemimpinannya.
Buah dari kegigihan, inovasi, dan kepedulian Agung kini berbuah manis. Peternakannya rutin mengirim 110 ekor domba berkualitas ke Yogyakarta setiap bulan. Puncaknya, momen Idul Adha tahun lalu menjadi saksi kesuksesan yang luar biasa. "Alhamdulillah, kemarin saat kurban saya mendapat pesanan 200 ekor domba dari Singapura untuk masyarakat Gunungkidul," ungkapnya bangga dengan suara sedikit bergetar membayangkan bagaimana domba dari kandangnya di Temanggung bisa sampai ke pelosok Gunungkidul berkat kepercayaan dari negeri asing. Kisah Agung As'ari menjadi renungan inspiratif bahwa semangat, inovasi, dan niat baik bisa mengukir jalan tak terduga menuju kesuksesan, sekaligus menebar manfaat bagi sesama, membuktikan bahwa "sunnah" beternak bisa menjadi ladang amal sekaligus rezeki yang melimpah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI