Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tercatat dua kali mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) yaitu di Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati dan di Pilpres 2014.
BIla melihat kennyataan itu, jika maju lagi sebagai capres di Pilpres 2019, Prabowo akan sulit menghadapi Joko Widodo (Jokowi) dan bisa dipastikan akan gagal lagi.
Menuurut Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, jika menggunakan pendekatan kualitatif atau pendekatan brand, sebuah produk yang pernah di-launching dua kali dan gagal berturut-turut biasanya sulit untuk di-launching ketiga kalinya dan berhasil. "Itu Pak Prabowo menurut saya," ujar Yunarto seperti dilansir Kompas.com, Minggu (17/6/2018).
Posisi Prabowo akan lebih menguntungkan bila menjadi king maker dengan mengajukan calon lain. Lebih baik Prabowo mencalonkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan atau yang lainnya. Â
Meski elektabilitas Anies saat ini masih rendah, namun Anies memiliki efek kejut yang tidak dimiliki oleh Prabowo. Contohnya, bagaimana Anies mampu mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Prabowo sebelumnya telah menerima sebagai capres dari Gerindra. Prabowo menyatakan kesiapannya saat diberi mandat oleh partai yang dipimpinnya.
Mandat tersebut diberikan Gerindra kepada Prabowo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra yang berlangsung di rumahnya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018) lalu.