Mohon tunggu...
Miftah Nur Rizqi
Miftah Nur Rizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi membaca novel dan nonton dracin

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perbedaan Majas Metafora dan Majas Simile

11 Oktober 2025   14:23 Diperbarui: 11 Oktober 2025   14:23 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Perbedaan Majas Metafora dan Simile

Bahasa memiliki kekuatan luar biasa untuk membangkitkan imajinasi, terutama melalui penggunaan majas dalam karya sastra dan komunikasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, majas digunakan untuk memperindah kalimat agar terdengar lebih ekspresif dan penuh makna.
Dua majas yang sering digunakan dan memiliki kemiripan makna adalah majas metafora dan majas simile.
Keduanya sama-sama berfungsi sebagai perbandingan, namun cara menyampaikan perbandingannya memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
Agar dapat memahami dan menggunakannya secara tepat, penting untuk mengetahui ciri, fungsi, dan perbedaan keduanya.

Pengertian Majas Metafora

Majas metafora merupakan majas yang menggunakan perumpamaan terhadap dua hal yang memiliki sifat yang sama, namun dalam bentuk yang berbeda.
Dalam metafora perbandingan dilakukan secara implisit antara dua hal yang berbeda tanpa kata pembanding.
Contohnya ialah "waktu adalah pedang" dan "Maira merupakan bintang kelas di kelasnya".
Metafora tidak hanya digunakan dalam karya sastra, tetapi juga dalam pidato, lagu, dan percakapan sehari-hari.
Contoh lain dapat ditemukan pada ungkapan "waktu adalah uang" yang menggambarkan nilai pentingnya waktu dalam hidup.
Ungkapan tersebut tidak bermaksud waktu benar-benar uang, melainkan melambangkan arti waktu yang sangat berharga.
Metafora menuntut pembaca untuk menafsirkan makna tersembunyi melalui asosiasi antara dua hal yang disamakan.
Karena itu, metafora sering dianggap sebagai majas yang memiliki kekuatan puitis dan filosofis yang tinggi.

Pengertian Majas Simile

Majas simile adalah gaya bahasa berupa perbandingan satu objek dengan objek lainnya yang dihubungkan menggunakan kata "seperti, laksana" dan lainnya.
Contohnya ialah "hatinya lembut seperti kapas" dan "sikapnya dingin bagaikan es".
Simile bersifat lebih eksplisit sehingga makna perbandingan dapat langsung dipahami tanpa menuntut penafsiran mendalam.
Simile sering digunakan dalam puisi, cerpen, dan percakapan untuk menggambarkan sesuatu secara indah namun mudah dipahami.
Berbeda dengan metafora yang cenderung abstrak, simile menghadirkan perbandingan yang lebih nyata dan mudah dicerna.

Perbedaan Keduanya

Perbedaan utama antara majas metafora dan simile terletak pada cara keduanya menyampaikan perbandingan tersebut.
Metafora menyamakan dua hal secara langsung tanpa kata pembanding, sedangkan simile menggunakan kata pembanding eksplisit.
Dari segi makna, metafora bersifat lebih simbolis dan dalam, sedangkan simile bersifat deskriptif dan konkret.
Metafora mengajak pembaca berpikir lebih dalam untuk menafsirkan maksud tersembunyi di balik perbandingan yang digunakan.
Sedangkan simile memberikan pemahaman instan melalui gambaran perbandingan yang jelas dan mudah diidentifikasi.
Keduanya memiliki peran penting dalam memperkaya gaya bahasa dan membuat ungkapan menjadi lebih indah dan menarik.
Majas metafora biasanya digunakan untuk memberikan kesan artistik serta menambah kedalaman makna dalam sebuah kalimat.
Sedangkan majas simile dipakai untuk memperjelas perbandingan agar pembaca lebih mudah memahami maksud yang disampaikan.
Pemakaian kedua majas ini dapat membuat tulisan terasa lebih hidup dan membantu penulis menonjolkan perasaan yang ingin disampaikan.
Karena itu, penulis sebaiknya memilih penggunaan metafora atau simile sesuai dengan tujuan dan suasana yang ingin diciptakan.

Secara keseluruhan, majas metafora dan simile memiliki keindahan tersendiri dalam memperkaya ekspresi serta makna dalam berbahasa.
Metafora menghadirkan kedalaman makna simbolik, sedangkan simile menawarkan kejelasan dan keindahan dalam bentuk perbandingan yang nyata.
Pemahaman atas perbedaan keduanya membantu seseorang menggunakan bahasa secara lebih kreatif, ekspresif, dan penuh daya imajinasi.
Dengan demikian, penggunaan majas yang tepat dapat memperkuat kualitas komunikasi, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Majas menjadikan bahasa bukan sekadar alat penyampai pesan, melainkan juga sarana untuk menumbuhkan keindahan dan kepekaan makna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun