Mohon tunggu...
Michitra Adhikarsa
Michitra Adhikarsa Mohon Tunggu... -

Manusia biasa...Just an ordinary man. Love to write and read almost about everything.\r\nPengamat dan pemerhati masalah KOMPASIANA, media, dan semua hal. Belajar menjadi hamba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pakde Kartono Hilang

28 September 2015   16:59 Diperbarui: 28 September 2015   16:59 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pakde Kartono rupanya benar-benar hilang atau menghilang. Sebagai pengamat kompasiana, saya memerhatikan, menyimak, dan menelaah. Ternyata sejak Gayus muncul di dunia nyata, keluar dari bui lalu makan-makan di resto di mall, maka sim sala bim ternyata semenjak itu pula Pakde Kartono menghilang dari dunia maya Kompasiana. Tulisan terakhir ya tanggal hari itu tentang curhat kejamnya dunia maya (bukan Maya Rumantir!) Padahal Pakde itu termasuk yang paling aktif menulis, kadang 1 hari 1 tulisan, bisa lebih. Motto menulisnya itu sama seperti motto minum obat 3 x 1. Tiga tulisan satu hari. Kalau kuat dan tenaga masih ada sih.

Apakah ini berarti apa yang dipergunjingkan orang-orang ternyata benar? Bahwa Pakde Kartono yang sangat disukai wanita-wanita matang manggis itu adalah sebenar-betulnya Gayus Tambunan? Walahualam bissawab….Untuk menghilangkan segala curigesan, semestinyalah Pakde Kartono muncul menulis lagi seperti biasanya. Lantaran menghilang seperti ini akan membenarkan fakta bahwa tahanan dimana Gayus nginap sudah diperketat, maka HP, tablet, pilbet, dan gadget sejenis dan merek apapun itu tak lagi bisa masuk seenaknya ke dalam ruang tahanan Gayus. Ayo, Pakde menulislah lagi supaya Gayus bisa tersenyum dari balik bilik jeruji itu, dan Pakde membuktikan bahwa Pakde itu pengacara beken di kota beken Jakarta ini.

Orang bisa pandai menilai rupa, tetapi sangat sedikit atau bahkan tidak ada yang sanggup menilai hati. Mulut bisa saja manis, bibir bisa saja merah bergincu, tetapi kedalaman isi hati siapa yang tahu?

Saya khawatir ada wanita-wanita matang manggis dan yang kinyis-kinyis serta unyu-unyu yang menyembunyikan beliau dari dunia maya Kompasiana ini ha ha ha. Kalau bertemu di dunia nyata akan menghidupkan banyak resiko, maka dunia maya sebetulnya kurang resikonya. Apa mau dikata, pertemuan dunia nyata alias kopdar justru memunculkan terputusnya tali silaturahmi dunia maya. Makanya hati-hati sebelum merencanakan kopdar kalau tidak betul-betul yakin aman sentosa kopdarnya.

Namanya dinding pasti bertelinga, dan letak mulut itu berada di dekat dan diapit dua telinga. Sekali telinga mendengar, mulutpun akan segera bicara. Itulah kebiasaan insani yang manusiawi. So, kawan, hati-hatilah.

Belajar dari kejadian, maka pembenaran bahwa pengalaman kegagalan itu adalah guru yang baik bisa saja diamini, tetapi guru yang terbaik justru sebetulnya adalah dengan tidak menciptakan pengalaman buruk bagi orang-orang di sekitar, atau keturunan-keturunan kita. Suatu generasi akan berganti dengan generasi berikutnya dan pembelajaran buruk akan tertanam kuat dalam hati dan benak generasi selanjutnya.

Kalau Pakde Kartono benar-benar hilang pergi ya kita ikhlaskan saja. Semoga ia akan tenang di alam maya maupun nyata sana. Semoga masih akan banyak lahir penulis-penulis jenaka kayak si Pakde. Tetapi jangan sekali-kali lahir manusia-manusia seperti Gayus yang tiada punya malu itu.

Selamat sore Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun