Mohon tunggu...
Michelle Margareth
Michelle Margareth Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Bayar UKT Pakai Pinjol, Masalah Pendidikan yang Terselubung

1 Februari 2024   10:08 Diperbarui: 1 Februari 2024   14:17 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cluetoday.com/buntut-pembayaran-ukt-via-pinjol-mahasiswa-itb-lakukan-demontrasi/ 

Masalah ekonomi dalam pendidikan menjadi kendala utama aksesibilitas bagi mahasiswa, sehingga banyak dari antara mereka memilih untuk menggunakan pinjaman online untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pinjaman online lagi-lagi menjadi masalah besar yang sedang hangat diperbincangkan, kali ini, oleh mahasiswa. Pinjol merujuk pada layanan pinjaman yang dapat diakses secara daring atau melalui aplikasi seluler. Secara pengertian, pinjol memiliki konotasi yang positif serta dinilai memberikan dampak positif bagi penggunanya. Namun, risiko-risiko yang ditimbulkan dari pinjol tidak kalah banyaknya dengan keuntungan yang diberikan.

Tapi, kenapa ya banyak mahasiswa yang memilih untuk menggunakan jasa pinjol? Jawaban singkatnya adalah karena adanya tekanan finansial yang meningkat, dan layanan pinjol memberikan akses cepat dan mudah ke dana tanpa persyaratan yang rumit.

Pada umumnya, UKT memang menjadi beban bagi banyak mahasiswa, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti. Sistem pembayaran UKT di Indonesia sering dinilai tidak adil karena tidak adanya batasan kelayakannya serta kurangnya transparansi. Banyak diantara mahasiswa tidak memenuhi syarat untuk beasiswa karena dianggap mampu membayar UKT, meskipun kenyataannya masih memerlukan dukungan finansial, akhirnya banyak dari antara mereka gagal melanjutkan pendidikannya.

Tren pinjol ini menciptakan kontroversi dalam perbincangan publik. Hal ini dimulai ketika rektor ITB, Reini Wihardakusumah memberikan rekomendasi bagi ratusan mahasiswa ITB untuk menggunakan jasa pinjol untuk membayar UKT. Ini dinilai memberatkan mahasiswa, sehingga ratusan mahasiswa ITB melakukan aksi demonstrasi. Pada hari Senin (29/1/2024), dikutip dari TribunJatim.com mahasiswa menggelar aksi protes dengan menduduki Gedung Rektorat ITB di Jalan Tamansari, Kota Bandung. Aksi dimulai dengan long march dari Kampus ITB Ganesha menuju Gedung Rektorat. ITB lebih dikecam lagi ketika publik mengetahui bahwa ITB bekerjasama dengan aplikasi pinjol Danacita. Profesor Cecep Darmawan selaku pengamat kebijakan pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) meminta ITB untuk meninjau kembali jumlah Uang Kuliah Tunggal (UKT) karena setiap mahasiswa memiliki kondisi ekonomi yang beragam.

Permasalahan ini memperlihatkan bahwa sistem pendidikan Indonesia masih memerlukan perbaikan yang signifikan. Kondisi di mana anak muda terpaksa menghentikan pendidikannya karena kendala ekonomi menunjukkan ketidakadilan dalam akses pendidikan. Perbaikan harus dilakukan agar Indonesia 10 tahun kedepan dapat menjadi negara yang maju dengan SDM yang berkualitas. Perbaikan bukan hanya harus dijalankan pemerintah, tapi juga melibatkan berbagai aspek seperti lembaga pendidikan, sektor swasta, hingga masyarakat.

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini:
1. Optimalisasi Anggaran Pendidikan
Pemerintah harus mengalokasikan dana lebih untuk anggaran pendidikan di Indonesia. Semakin besar bantuan yang diberikan pemerintah, semakin mudah akses beasiswa yang diberikan universitas, terutama universitas negeri. Kenaikan anggaran pendidikan pada 2024 ini merupakan langkah awal yang baik menuju Indonesia Emas 2045. Pemerintah sudah mengalokasikan Rp660,8 triliun untuk perbelanjaan fasilitas pusat, daerah, serta investasi. Diharapkan kedepannya, alokasi anggaran dapat dioptimalkan secara lebih efisien dan merata.


2. Peningkatan Program Magang
Lembaga pendidikan harus memperluas jaringan dan kerjasama dengan sektor swasta. Dengan luasnya jaringan kerjasama, mahasiswa akan lebih mudah mendapat pekerjaan tambahan agar dapat meningkatkan pemasukan pribadinya. Dengan demikian, mahasiswa dapat lebih mudah mengatasi kendala ekonomi mereka dan tetap fokus pada pendidikan mereka dan menambah pengalaman kerja sebelum lulus dari bangku perkuliahan.


3. Layanan Konseling Finansial bagi Mahasiswa
Layanan konseling finansial merupakan bantuan bagi mahasiswa agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Hal ini mengurangi kesalahan mahasiswa seperti menggunakan jasa Pinjol, maupun berhutang demi membayar UKT. Mahasiswa dapat diajak untuk membuat rencana anggaran pribadi, mencari alternatif keuangan yang aman dan terjamin. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang terlilit oleh hutang diharapkan dapat berkurang.

Dengan mengenal isu 'Bayar UKT dengan pinjol' ini, mata kita dibukakan untuk berefleksi tentang bagaimana kita menciptakan dan memperbaiki sistem pendidikan kita. Pendidikan yang baik merupakan investasi untuk masa depan kita yang maju, memastikan seluruh warga negara Indonesia dapat memiliki akses pada pendidikan yang berkualitas dan tidak berkurangan. Harapannya, lembaga pendidikan dan pemerintah dapat lebih memperhatikan isu ekonomi mahasiswanya. Lembaga pendidikan dapat melakukan evaluasi atau screening tentang tingkat perekonomian mahasiswanya serta memberikan alternatif yang lebih efisien dalam membayar UKT. Pemerintah juga sebaiknya mendukung kemajuan pendidikan Indonesia dengan mengoptimalkan anggaran pendidikan untuk investasi masa depan.

Oleh Careen Huela dan Michelle Margareth

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun