Mohon tunggu...
Michael David Chan
Michael David Chan Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA

Halo! Saya Michael, saya seseorang yang periang dan memiliki minat yang luas. Saya sangat tertarik dengan banyak topik dan sauka menyuarakan ide-ide saya. Harapan saya bergabung dengan Kompasiana adalah agar saya dapat membantu banyak orang dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memberi mereka pengetahuan baru dan memberi mereka cara pandang baru terhadap suatu situasi. Terimakasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa itu "Evergreening" Paten Pada Obat-Obat dan Apa Dampaknya?

19 Maret 2023   00:32 Diperbarui: 19 Maret 2023   01:01 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah anda pernah mendengar istilah evergreening? Evergreening atau evergreening paten adalah praktek industri farmasi untuk memperpanjang masa berlaku paten suatu obat dengan melakukan perubahan kecil pada formulasi atau pengemasannya. Dalam beberapa kasus, perubahan tersebut tidak memberikan manfaat klinis yang signifikan bagi pasien atau dalam kata lain perubahannya tidak memberi keuntungan yang signifikan bagi penggunanya. Tetapi perubahan tersebut masih dapat dipatenkan dan paten ini berlaku kepada seluruh obat tersebut sehingga perusahaan farmasi dapat mempertahankan eksklusivitas dalam produksi obat dan menghindari persaingan dari produsen obat generik yang lebih murah. "Masalahnya adalah, obat yang dimodifikasi ini tidak menawarkan keuntungan yang cukup dibandingkan versi generik atau aslinya" ujar Jim Keon, presiden Asosiasi Farmasi Generik Kanada.

Praktek ini sudah sering dilakukan zaman sekarang dan banyak perusahaan telah melakukannya. Salah satu contoh dari kasus ini terjadi di Amerika Serikat dimana praktek evergreening terjadi pada obat diabetes atau insulin. Pada saat insulin ditemukan, hak patennya dijual kepada suatu universitas seharga 1 dolar AS karena penemunya percaya bahwa insulin milik dunia. Penemunya juga bekerjasama dengan perusahaan Eli Lilly karena keahliannya dalam bidang farmasi. Pada akhirnya perusahaan Eli Lilly mendapat hak paten proses pembuatan insulin. Eli Lilly kemudian bekerja dengan 2 perusahaan farmasi lain dan melakukan praktek evergreening ini. Sehingga ketiga perusahaan farmasi ini selalu membuat perubahan kecil kepada insulin dan mendapat perpanjangan masa hidup paten. Di Amerika Serikat, perpanjangan paten ini mencapai 20 tahun. Sehingga setiap perubahan atau peningkatan kualitas insulin memperpanjang hak paten insulin dan paten ini bisa bertahan selamanya.

Di Amerika Serikat, sebesar 10,5% atau 34,2 juta penduduk Amerika Serikat memiliki diabetes, sehingga kebutuhan insulin cukup besar. Namun karena Eli Lilly memiliki hak paten atas produksi insulin, mereka berhasil memonopoli pasar insulin di Amerika. Harga produksi insulin tidak mencapai 10 dolar AS per dosis tetapi harganya bisa mencapai 100 dolar AS per dosis. Penemu insulin Sir Frederick G Banting menjual patennya seharga 1 dolar AS karena ia percaya bahwa insulin milik dunia. Namun kenyataannya insulin di monopoli di Amerika dan para penderita diabetes harus menghemat penggunaannya. "Eli Lilly harus meminta maaf karena meningkatkan harga insulin lebih dari 1.200% sejak 1996 menjadi $275 sementara biaya pembuatannya tidak mencapai $10. Para penemu insulin menjual paten mereka pada tahun 1923 seharga $1 untuk menyelamatkan nyawa, bukan untuk membuat CEO Eli Lilly kaya raya." kata Bernie Sanders, seorang politisi Amerika yang menjabat sebagai senator senior Amerika Serikat dalam sebuah Tweet.

Semua ini disebabkan oleh evergreening, dan kasus-kasus ini tidak hanya terjadi di Amerika saja dan tidak hanya terjadi pada insulin, melainkan di berbagai negara dan pada berbagai macam obat. Perusahaan farmasi melakukan evergreening paten karena mereka ingin memperpanjang masa berlaku paten obat mereka dan menghindari persaingan dari produsen obat generik yang lebih murah. Dengan melakukan perubahan kecil pada formulasi atau pengemasan obat, perusahaan farmasi dapat memperoleh paten baru dan menghindari hilangnya hak eksklusif mereka atas obat yang sudah ada. Hal ini menyebabkan para perusahaan farmasi dapat memonopoli pasar dan membuat inflasi harga produk secara legal.

Motif utama dari evergreening paten adalah untuk memperpanjang masa berlaku paten suatu obat dan mempertahankan eksklusivitas produksi obat oleh perusahaan farmasi. Hal ini mengurangi persaingan antar perusahaan dan meningkatkan keuntungan dengan cara meningkatkan harga. Selain itu, evergreening paten juga membantu perusahaan farmasi dalam mengamankan investasi besar yang telah mereka lakukan dalam penelitian dan pengembangan obat baru. Dengan memperoleh paten baru pada obat yang sudah ada, perusahaan farmasi dapat memperoleh keuntungan lebih lanjut dari obat-obatan mereka yang sudah ada, yang kemudian dapat digunakan untuk mendanai penelitian dan pengembangan obat baru di masa depan.

Siklus evergreening ini akan terus terjadi dan bisa saja tidak berhenti. Perusahaan akan membuat "perubahan" atau "modifikasi" kecil, membuat pengajuan paten untuk perubahan tersebut, mendapatkan perpanjangan paten pada obat tersebut, dan mereka mendapat keuntungan maksimal secara legal. Hal ini akan terus berulang-ulang jika kita tidak mengambil tindakan. Praktek evergreening sangat merugikan para konsumen yang membutuhkan obat obat ini khususnya yang membutuhkan obat untuk penyakit kronis dan penyakit-penyakit mematikan. Evergreening juga menyebabkan dampak lain seperti tingginya harga produk karena monopoli perusahaan, penggunaan obat secara kurang efektif yang disebabkan oleh harga yang mahal. Hal ini menyebabkan para konsumer menghemat penggunaan obat mereka. Kemudian evergreening juga mengurangi inovasi karena perusahaan lain tidak memiliki hak untuk memproduksi dan mengembangkan insulin.

Tindakan yang tidak etis namun harus dipertimbangkan dengan baik dan lebih mendalam. Di satu sisi, perusahaan farmasi berargumen bahwa evergreening paten diperlukan untuk menjamin pendapatan dan kemudian pendapatan tersebut akan diinvestasikan dalam riset dan pengembangan obat tersebut atau obat lain. Pernyataan ini masuk akal karena banyak obat-obat yang dipaten ini masih memiliki kekurangannya sendiri. Dengan penelitian dan uang yang banyak, kekurangan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan. Namun, banyak kritikus menilai bahwa evergreening paten tidak etis, karena dapat menghambat akses pasien ke obat-obatan yang lebih murah dan efektif. Selain itu, banyak kasus evergreening paten hanya melakukan perubahan kecil pada formulasi atau pengemasan obat tanpa memberikan nilai tambah klinis yang signifikan bagi pasien.

Demi menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kesehatan masyarakat, perusahaan farmasi perlu mempertimbangkan etika dalam praktek evergreening paten dan mengambil tanggung jawab sosial dalam mengembangkan obat-obatan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Pemerintah juga perlu mengatur dan mengawasi praktek evergreening paten untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan akses ke obat-obatan yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau.

Menurut saya, praktek evergreening tidak etis karena evergreening menghalangi akses masyarakat terhadap obat-obat penyelamat hidup seperti insulin, obat penyakit kronis, dan lainnya demi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah campur tangan dalam hal ini dengan cara menerapkan regulasi yang lebih ketat dalam praktek evergreening paten untuk memastikan bahwa pasien memiliki akses yang mudah terhadap obat-obatan yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau. Hal ini dapat dilakukan dengan mengawasi praktek evergreening paten yang tidak etis dan memberikan sanksi yang tegas bagi perusahaan farmasi yang melanggar aturan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun