Kesunyian yang terpencil
Dua kata yang menggambarkan kehidupan bangunan yang telah berdiri 84 tahun silam. Kapel Petrus Kanisius namanya terletak di Jalan Menteng Raya dan masih satu kompleks dengan persekolahan Kolese Kanisius. Kapel Kanisius tidak terlalu besar sebab "Kapel (Chapel)" memang dikonotasikan sebagai "tingkatan kedua dibawah Gereja Paroki." Kapel ini juga terkesan "jadul" karena sentuhan arsitekturnya yang masih kental akan kolonial Belanda dimana dibangun sejak tahun 1940. Bagaimana kisah Kapel Petrus Kanisius ini? Apa yang masih bertahan didalamnya hingga kini? Bagaimana kehidupannya setelah 84 tahun berdiri?
Tampak dalam Kapel Santo Petrus Kanisius di masa lampau (foto: Kanisius)
1. Selayang Pandang

Setelah pembangunan kompleks persekolahan dan asrama tahun 1927 para Pater Serikat Jesus menilai perlu adanya Kapel/tempat peribadatan agar para siswa AMS (Algemeene Middelbare School) dapat mendapatkan asupan rohani lewat perayaan ekaristi dan sebagai tanda bahwa Kanisius merupakan sekolah Katolik. Dengan pertimbangan bahwa para siswa terlalu jauh bila harus ingin merayakan Ekaristi di Paroki Theresia maupun Katedral Batavia.Â
Akhirnya pada tahun 1940 setelah melewati berbagai tahap perencanaan dan pembangunan Kapel ini resmi berdiri dengan nama pelindung Santo Petrus Kanisius seorang Pujangga Gereja Katolik. Persemian kapel ini berlangsung bersamaan dengan transisi kepemimpinan menuju pater R.P. van den Linden, S.J
Medio 1945-1949 aktivitas peribadatan di Kapel Kanisius sulit terlacak sebab meletusnya perang dunia II dan kekalahan Belanda sehingga memaksa beberapa Pater untuk angkat kaki dari bumi Nusantara. Seiring dengan perubahan ritus setelah Konsili Vatikan II juga merubah konsep Kapel itu sendiri dengan di renovasinya kapel ini tahun 1988 lebih-lebih bagian dalam atau interior. Tahun setelahnya Kapel mengalami perbaikan kembali terlebih pada tahun 2017 dimana dinding atap diperbaiki dan berganti material agar tetap kokoh.
2. Kini setelah 84 tahun
Pater silih berganti, namun Kapel Kanisius tetaplah sama seperti pertama kali ia berdiri. Mungil nan sunyi lebih terlihat ketika kini posisi Kapel yang berdiri di antara gedung-gedung megah seputaran pusat kota Jakarta. Kini terdapat beberapa koster yang membantu pembenahan Kapel ditemani pula Karyawan Pastoran.Â
Para Pater bergantian memimpin perayaan Ekaristi baik harian, mingguan maupun angkatan siswa Kanisius yang dilakukan setiap Jumat siang sehabis jam pembelajaran. Kapel semakin bersolek dengan adanya Putra Altar yang merupakan para siswa yang sukarela hati untuk membantu altar Allah.Â
Dari luar memang tak begitu nampak berubah, namun didalam sangat mencolok seperti perubahan salib dari disamping altar berpindah sejajar dengan Tabernakel dan altar salib yang digunakan pun berubah menjadi kayu berbobot cukup berat. Gua Maria dibelakang Kapel pun kini telah tiada akibat pembukaan jalan kendaraan berat imbas pembangunan gedung baru persekolahan Kanisius.Â
Mungkin bagi angkatan tua juga melihat Kapel sedikit lain akibat hilangnya Lonceng Kapel. Kurang diketahui sejak kapan lonceng ini menghilang tapi sepertinya sejak renovasi 2017 dimana renovasi terbesar yang dilakukan Kapel Kanisius.Â