Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Apa dengan Sumba?

13 Maret 2018   15:36 Diperbarui: 13 Maret 2018   18:15 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya sangat terkenal, menyita perhatian kaum remaja di seluruh tanah air bahkan sampai ke luar negeri, dan menyabet berbagai kategori penghargaan, namun sekarang seolah-olah telah hilang. Peninggalan yang masih tersisa adalah panjangan trofi, bayangan kecakapan para aktornya dan kenangan manis yang bersinggungan dengan film itu.

Apakah diujung perjalanan “karier” pulau Sumba yang tinggal hanya kenangan manis kejayaannya?

Berbicara soal substansi pulau sumba berarti kita membincangkan tentang potensi yang membuat pulau Sumba terkenal seperti sekarang ini. Ketika substansi pulau Sumba digugat untuk dipertegas maka kita harus menunjukkan bahwa “karier” pulau Sumba akan selalu melambung tinggi. Untuk mempertahankan mimpi besar ini, kita tidak bisa hanya dengan merombak dipermukaan dan main tambal sulam saja.

Potensi pulau Sumba yang sudah ada sekarang harus lebih dirawat dan dilestarikan lagi. Hal yang buruk harus segera ditinggalkan sudah. Jangan pernah puas dengan apa yang sudah ada. Roda jaman terus berjalan. Jika kejayaan Sumba hanya berjalan di tempat maka pada suatu titik akan tertinggal di belakang. Hal yang tersisa hanya kenangan tentang keindahannya dan sederatan bacaan tentang kejayaannya yang terpampang di berbagai media eloktronik dan media massa.

Kehidupan sosial masyarakat Sumba harus berubah. Berubah dari sikap suka saling potong dan saling membunuh kepada sikap lebih mengutamakan penyelesaian konflik tanpa kekerasan. Keadaan ekonomi yang selama ini banyak bergantung kepada bantuan dari para donatur dan pihak pemerintah harus dirubah. Bangun kekuatan ekonomi sendiri lewat berbagai macam kegiatan ekonomi mikro.

Situasi politik yang selama ini lebih mengedepankan politik kedaerahan, keagamaan, kesukuan, keagamaan, kekeluargaan dan politik uang dibuang sudah. Tampilkan situasi politik yang mengedepankan asas kebenaran dan keadilan dan niali-nilai demokrasi yang hakiki. Keadaan alam Sumba yang indah harus tetap kita lestarikan. Jangan menunggu bahwa hal itu memberi keuntungan baru dipelihara.

Tempat pariwisata yang sudah ada jangan kita rusakkan. Tanah yang kita miliki baik tanah sendiri, tanah ulayat atau pun tanh adat, jangan dijual kepada para investor dari luar. Sisakan sebagai tanah warisan kepada anak cucu. Sehingga kelak, generasi berikutnya tidak menjadi orang asing di kampungnya sendiri.

Laut dan pantai yang indah dan bersih jangan kita cemari dengan membuang sampah sembarangan dan mengambil pasirnya secara liar yang menyebabkan terjadinya abrasi laut.

Jangan memberi ijin secara sembarangan kepada para penambang liar untuk menambang kekayaan alam yang ada secara tidak bertanggung jawab.

Kebudayaan kita adalah salah satu kebudayaan yang unik di dunia. Kebudayaan megalitikum seperti tarik batu kubur masih tetap bertahan sampai sekarang. Para peneliti dari negara lain heran melihat kebudayaan megalitikum kita yang masih bertahan hingga memasuki era modern seperti sekarang ini. Mari kita buat mereka lebih terheran-heran lagi dengan tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan megalitikum kita walau jaman semakin modern.

Perjalanan “karier” pulau Sumba tentu tidak akan sama dengan film AADC? Pulau Sumba bukanlah sebuah film. Karena itu, pulau Sumba harus lebih baik “karier”nya dari sebuah film.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun