5. Tulisan memiliki informasi yang berbasis multimedia, mulai dari foto hingga video.
6. Tulisan dapat berbentuk sebuah promosi.
Keenam hal di atas merupakan dasar yang perlu dipahami dalam penulisan multiplatform yang terkhusus pada sebuah web. Setelah memahami keseluruhan hal di atas kita dapat merencanakan penulisan multiplatform dengan mudah.
Konteks yang berpengaruh besar dalam kegiatan penulisan multiplatform ini tentu adalah penulis itu sendiri. Penulis menjadi penanggung jawab besar terhadap apa yang dia tulis dalam webnya.Â
Menurut David Blakesley dan Jeffrey Hoogeveen dalam buku yang berjudul "Writing: A Manual for the Digital Age", terdapat gaya penulisan yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam sebuah projek penulisan multiplatform. Gaya tersebut adalah Gaya World Wide Web Consortium (W3C).Â
W3CÂ sendiri berisikan sebagai berikut;
1. Pengunaan judul dan deskripsi yang akurat. Penulisan judul ini menjadi unsur pertama yang harus diperhatikan dalam gaya penulisan ini. Kita tidak diperbolehkan untuk menggunakan judul yang tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan konteks hal yang akan ditulis.Â
Penulisan judul menjadi amat sangat penting karena hal yang pertama yangakan dilihat oleh khalayak adalah judul. Tentu judul tersebut berbentuk informatif, mudah dicari, serta mudah dicerna oleh khalayak.
2. Topik utama harus ada pada awal kalimat. Fungsi inti dari poin kedua ini adalah memudahkan pembaca untuk mengetahui maksud dan tujuan dari apa yang dibahas oleh penulis.
3. Setiap paragraf terdapat satu gagasan pokok/utama. Poin ketiga tentunya menjadi poin yang akan diperhatikan oleh khalayak nantinya, yakni khalayak mengerti koherensi dari setiap paragraf serta maksud dari setiap paragraf.
4. Pengunaan bahasa gaul tidak diperbolehkan. Persepsi setiap bahasa tentu akan berbeda oleh karena itu tetap menggunakan bahasa yang baku dan sesuai. Ketidaksinambung persepsi dapat menjadi sebuah masalah besar karena pesan dari penulis yang tidak tersapaikan dengan baik dan bijak.