Mohon tunggu...
Michael Christian Wicaksono
Michael Christian Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - ingin belajar nulis..

hai! DM di instagram: @mchl.tian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yusuf: Keteladanan dan Cinta Sejati

22 Desember 2021   12:17 Diperbarui: 22 Desember 2021   14:33 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: manado.tribunnews.com

Menginjak bulan Desember, pasti kita sering melihat pernak-pernik natal di sembarang tempat. Mulai dari supermarket, mall, dan tempat umum lainnya yang didominasi dengan karakter Santa, rusa kutub, dan kurcaci. Mendengar dentang lonceng dari kereta salju milik Santa di pusat pembelanjaan, berarti sudah menandakan akhir tahun dan banyak diskon yang membuat kita semua senang.

Sebenarnya, Santa dalam perayaan Natal hanyalah pemanis dan penyemarak saja. Topi merah dengan bulatan putih diujungnya adalah budaya barat yang terbawa hingga ke Indonesia. Bahkan pohon cemara juga termasuk budaya, namun banyak orang merepresentasikannya sebagai bagian dari Natal. Tentu Natal yang sebenarnya adalah merayakan kelahiran Yesus ke dunia.

Lahirnya Yesus tentu tak lepas dari peran Maria dan Yusuf sebagai orang tua. Maria yang diimani oleh umat Kristen sebagai wanita yang terkandung tak berdosa dan Yusuf sebagai pria yang memiliki ketulusan hati untuk mendampingi Maria.

Tentu bagi orang non Kristen akan kesulitan untuk mengenal siapa Yusuf sebenarnya. Apakah dia pria biasa yang mampu untuk menjadi suami dari orang yang mengandung 'orang besar'?

Yusuf sebenarnya adalah seorang pria biasa yang berprofesi sebagai tukang kayu. Ia bersama perawan bernama Maria telah kenal begitu lama dan menjadi sepasang kekasih dan telah bertunangan. Namun sebelum mereka hidup sebagai suami istri, Maria mengandung seorang bayi dari Roh Kudus. Sebagai seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam. Tetapi dalam suatu mimpi, Yusuf mendapat perintah untuk tetap menikahi Maria dan membesarkan anak yang kandungnya. Lalu Yusuf berbuat demikian dan tidak tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya.

Menjelang Maria melahirkan, Kaisar Agustus memerintahkan semua orang untuk mendaftarkan diri (sensus/pendataan penduduk), maka Yusuf membawa istrinya yang mengandung untuk dibawa ke kota leluhurnya yaitu di Betlehem. Dengan sabar, Yusuf menuntun keledai yang ditunggangi Maria sebagai kendaraan menuju kota Betlehem. Yusuf setia dalam melayani dan mendampingi Maria yang sedang hamil besar, hingga akhirnya Maria bersalin di kandang ternak karena tidak memiliki tempat menginap.

Melihat keteladanan dan cinta yang tulus dari Yusuf ini, dapat kita jadikan contoh kisah romantis sepasang kekasih. Yusuf dengan rendah hati mau menerima Maria yang masih perawan namun telah mengandung dari Roh Kudus untuk ia nikahi. Bahkan perjalanan panjang membawa ibu hamil ke kota Betlehem tidaklah mudah.

Menuju zaman sekarang, banyak kaum muda-mudi yang mengeluh tentang permasalahan cinta mereka. Perselingkuhan, hubungan tidak harmonis, LDR, dan lain sebainya. Atau salah satunya anda sendiri?

Berbicara dalam hubungan antar pribadi sepasang kekasih, tentu komunikasi dan rasa saling mencintai menjadi faktor yang krusial dalam menjaga hubungan. Dari kisah Yusuf dan Maria tadi, ada banyak hal yang dapat kita petik dan jadikan tips dalam menjaga hubungan dengan pasangan.

  1. Memahami kondisi pasangan
    Ketika anda memutuskan untuk memiliki pasangan, tentu anda harus siap dengan segala konsekuensinya. Menjaga komunikasi yang baik dan intens akan mempermudah setiap pasangan untuk saling mengerti kondisi masing-masing. Sikap saling terbuka dan percaya serta mengkomunikasikannya dengan baik seperti Maria dan Yusuf tentu menghindarkan hubungan anda ke jurang kehancuran. Pahamilah pasangan anda dengan baik. Pahami kesibukan, pekerjaan, dan kesenangan mereka. Hindari juga permasalahan sederhana yang berulang-ulang. Masih ada banyak hal yang perlu untuk diperjuangkan dalam hubungan, daripada mempermasalahkan pesan Whatsapp yang belum dibalas.

  2. Jangan mudah menuduh
    Jika hubungan anda sedang merenggang, jangan mudah terpancing emosi untuk selalu menang dan menuduh pasangan. Belajarlah dari kerendahan hati Yusuf yang menerima Maria dan setia dalam setiap permasalahan. Dari pada menyalahkan, lebih baik dibicarakan dengan nada yang tidak menyindir, namun dengan ketulusan hati.

  3. Menjadi pendengar yang baik
    Menjadi pendengar bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang. Memberikan kesempatan berbicara kepada pasangan menjadi hal yang sering terlupakan. Biasanya dalam setiap permasalahan, kita selalu ingin menang dan berbicara. Padahal dengan anda tenang dan menengarkan pasangan anda, secara tidak langsung anda akan menghargai pasangan dan turut merasakan apa yang ia rasa. Sama halnya dengan Yusuf yang tidak langsung menyangkal ketika Maria hamil sebelum menjadi istrinya. Namun ia setia mendengarkan dan dengan kepala dingin menyelesaikan permasalahan walau tidak mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun