Mohon tunggu...
Mia Nurkamila
Mia Nurkamila Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

@mianurkamila_

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teks Kritik Film "Dua Garis Biru"

10 Maret 2021   20:06 Diperbarui: 10 Maret 2021   20:28 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Film "Dua Garis Biru" bercerita tentang sosok Bima, anak remaja yang duduk dibangku SMA dan memiliki banyak sahabat. Dia hidup di lingkungan keluarga yang damai dan saling mendukung. Namun, dalam perjalanannya, Bima dan pacaranya Dara kebablasan. Dara pun hamil. Mereka dihantui rasa takut dan berniat untuk menggugurkan kandungannya.

Saat pelajaran olahraga berlangsung, Dara tidak sengaja keceplosan dan menyebutkan bahwa dirinya memilki bayi dalam perutnya. Hal ini membuat siswa dan gurunya kaget. Pihak sekolah pun memanggil kedua orang tua Bima dan Dara ke sekolah. Pada scene ini lah emosi pemain dan penonton mulai dimainkan. Kedua orang tua Bima dan Dara tidak tahu harus berbuat apa selain kecewa dengan apa yang mereka lakukan. Dan Bima harus bertanggung jawab dengan semua yang sudah dilakukan.

Berjalannya waktu kedua orang tua Bima dan Dara mulai menerima keadaan walau pun masih merasa sangat kecewa. Hingga akhirnya Bima dan Dara memutuskan untuk menikah di usia muda. Bima bekerja di tempat ayah Dara untuk menambah biaya persalinan. Emosi pemain dan penonton dimainkan kembali saat Bima sibuk bermain game di ponselnya seperti remaja pada umumnya. Padahal Dara yang sedang hamil sensitif perilaku Bima. Terjadilah pertengkaran kecil yang membuat keduanya harus pisah rumah untuk sementara.

Bima dan Dara bertahan sampai bayi dalam dalam kandungan lahir. Namun, kesedihan masih menyelimuti Dara ketika rahim Dara harus diangkat karena ada masalah dirahimnya dan membuat orang tua Dara merasakan kesedihan untuk kesekian kalinya.

Terlepas dari tujuan yang ingin mengedukasi seluruh rakyat Indonesia, film ini juga ternyata membawa dampak buruk. Menurut pandangan saya, film ini kurang cocok diperankan oleh remaja. Banyak kemungkinan terburuk dari orang-orang yang sudah menyaksikan film ini. Memang, banyak sekali para penonton yang mengambil sisi baik dan mengambil pelajaran setelah  menyaksikan film ini. Tapi tidak sedikit juga orang yang beranggapan bahwa hal ini adalah hal biasa. Seolah apa yang terjadi di film itu, jika terjadi di kehidupan aslinya ya tidak perlu khawatir karena ada penyelesaiannya.

Memang penting juga pendidikan mengenai pergaulan bebas sejak dini, namun perlukah diperankan oleh remaja?. Takutnya, hal ini dicontoh dan dianggap biasa saja karena di filmnya ya "it's okay, bakal ada penyelesaian kok". Kesannya seperti asing dan aneh. Kita mungkin bisa mengambil sisi baik untuk dijadikan pembelajaran. Namun, apakah kita bisa mengendalikan sikap dan tindakan orang lain?.

Film Dua Garis Biru sudah meraih lebih dari dua juta penonton selama tayang di bioskop. Film ini disutradarai Gina S Noer ini dibintangi oleh Angga Yunanda yang memerankan tokoh utama bernama Bima. Ada juga Zara Adhisthy sebagai Dara dan pemain lainnya seperti Cut Mini, Dwi Sasono, Lulu Tobing, Arswendy Bening Swara, Rachel Amanda, Maisha Kanna, Shakira Jasmine serta Ligwina Hananto.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun