Melalui ajang ini, tim mahasiswa KKN UM ingin menggali potensi yang ada di Desa Slorok agar potensi ini dikenal oleh masyarakat luas sehingga hasilnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Slorok. Adapun potensi yang dipamerkan antara lain penemuan padi tahan wereng, makanan kambing berbahan dasar pelepah pisang, patin lele organik, tas rajut, kaligrafi berbahan dasar lem, jamu tradisional, keripik pisang, dan keripik singkong. Kepala Desa Slorok juga mewajibkan setiap rumah memiliki minimal 10 jenis tanaman toga. Hal ini bertujuan untuk mengajak generasi muda agar melestarikan tanaman toga serta mengenalkan manfaat setiap bagian tubuhnya. Berbagai potensi inilah yang menjadikan Desa Slorok menjadi juara 1 lomba desa tingkat Kabupaten Blitar tahun 2017.
Sebagai penarik minat sasaran pameran, juga digelar bazar keperluan lebaran dengan harga miring. Adapun yang dijual antara lain kue lebaran, minuman lebaran, pakaian anak dan dewasa, jilbab, aseksoris, dan sajadah anak. Dari hasil penjualan ini, diperkirakan mencapai omset 3,5 juta rupiah.
Para pengunjung tidak hanya berasal dari Kabupaten Blitar, tetapi petinggi Universitas Negeri Malang (UM) juga hadir ikut menyemarakkan acara ini. Pameran terlihat semakin heboh saat pentas seni dimulai. Hiburan pertama dibuka dengan khosidah oleh anak didik TK Slorok 1, kemudian hadrah oleh anggota madin Desa Slorok, dilanjut pertunjukan tari dan vocal group oleh mahasiswa KKN UM dan ditutup dengan dengan electone oleh masyarakat umum. Dengan diadakannya pameran produk unggl dan pentas seni ini, diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Slorok dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk unggul serta memberikan hiburan bagi masyarakat Desa Slorok dan sekitarnya sehingga Desa Slorok menjadi desa rujukan bagi desa-desa lainnya.
