Mohon tunggu...
Mia Dwi Ningsih Harahap
Mia Dwi Ningsih Harahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jambi

Administrasi pendidikan 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia

21 April 2021   12:04 Diperbarui: 21 April 2021   12:08 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Inklusi adalah pendidikan dimana peserta didik yang difabel (memiliki keterbatasan seperti keterbelakangan mental, fisik, dll) diijinkan bersekolah di sekolah umum dan bergabung dengan peserta didik lainnya. Sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti akses khusus ke sekolah, toilet khusus, tangga khusus, dll.Pendidikan inklusif ini memberikan peluang yang sama bagi setiap anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Hal ini lah yang memungkinkan peserta didik berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah regular. Pendidikan inklusif di Indonesia diselenggarakan dengan tujuan:

  • Memberi semua anak (termasuk anak berkebutuhan khusus) kesempatan seluas-luasnya untuk menerima pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
  • Membantu mempercepat rencana pendidikan dasar wajib.
  • Membantu meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah dengan mengurangi kehadiran di kelas dan angka putus sekolah.
  • Membangun sistem pendidikan yang menghargai keberagaman, tidak diskriminatif dan mudah dipelajari.

Apakah pendidikan inklusi baik bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus ? Menurut saya ada baik ada juga tidaknya. Baiknya, Karena dengan pendidikan inklusif anak akan memperoleh keadilan layanan pendidikan, tidak dibedakan dari  anak normal sehingga secara tidak langsung dapat membangkitkan motivasi  dan gairah belajar di sekolah, anak dapat berpartisipasi dalam kehidupan di sekolah tanpa memandang kekurangan  yang disandang anak merasakan  perlakuan dan persamaan hak, harkat dan martabat dalam memperoleh layanan pendidikan tanpa membedakan antara yang cacat dan yang normal, dan anak dapat bergaul dan berinteraksi secara sehat dengan teman-temannya yang normal,  sehingga  meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi berprestasi dalam belajar. Dan tidak, menurut saya karena resiko saling ejek-mengejek sangat lah besar apalagi peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak kuat mentalnya akbiat ejek-mengejek tersebut. Jangankan peserta didik yang berkebutuhan khusus. Peserta didik regular aja masih banyak diantara mereka saling membully satu sama lain yang tidak kuat mentalnya. Akibtanya, peserta didik pindah dari sekolahnya akibat tidak kuat mentalnya. Serta, kemungkinan penolakan dari orang tua siswa regular untuk belajar Bersama dengan anak-anak berkebutuhan khusus.

Apakah baik bagi pihak sekolah? Pendidikan inklusi juga baik untuk sekolah karena dengan Keberadaan pendidikan inklusif guru telah memberikan kontribusi yang besar terhadap program wajib belajar, memberikan kesempatan kepada semua kelompok sosial untuk mendistribusikan pendidikan secara merata, menggunakan biaya yang relatif lebih efektif, memenuhi kebutuhan masyarakat, dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan.Tantangan bagi sekolah dengan pendidikan inklusif adalah jumlah pendamping pengajar khusus yang paling kecil, tidak semua guru dan staf di sekolah tersebut mengetahui cara mengajar dan membimbing anak berkebutuhan khusus, serta minimnya fasilitas seperti buku atau kebutuhan belajar lainnya.

Apakah baik bagi masyarakat sekitarnya? Di masyarakat, keunggulan pendidikan inklusif adalah dapat mengontrol penyelenggaraan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif di lingkungannya, meningkatkan tanggung jawab sekolah dan masyarakat terhadap pendidikan anak, dapat menjadi sumber belajar, dan memiliki kemampuan yang lebih, keterbukaan. dan keramahan, Bisa bekerjasama dengan sekolah.

Sungguh sangat baik jika siswa dengan disabilitas dan siswa non-disabilitas dilebur menjadi satu, karena dengan begitu, siswa difabel dapat memahami kepribadian berbagai siswa, dan dengan belajar bertoleransi dengan keterbatasan siswa difabel, siswa non-disabilitas. bisa lebih dewasa sehingga bisa melaksanakan kegiatan belajar bersama. Namun menurut saya pemisahan antara siswa difabel dan non-disabilitas lebih baik karena dapat mengurangi bullying dari siswa non-disabilitas menjadi siswa difabel.Ada situasi dimana siswa difabel tergila-gila pada gosipnya. Penyandang disabilitas takut berinteraksi dengan siswa difabel karena menurut mereka siswa difabel dianggap emosional dan mudah tersinggung Siswa penyandang disabilitas sering kali merasa kurang diterima oleh siswa non difabel, yang membuat siswa difabel cenderung tertutup dan menjaga jarak dari interaksi sosial.

Kesimpulan paparan diatas adalah Pendidikan inklusif ini memberikan peluang yang sama bagi setiap anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Hal ini lah yang memungkinkan peserta didik berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah regular.

Sumber Pustaka :

https://disdik.depok.go.id/pendidikan-inklusi/#:~:text=Pendidikan%20Inklusif%20adalah%20sistem%20penyelenggaraan,sama%20dengan%20peserta%20didik%20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun