Dikutip dari data InaRisk (2019), bencana yang terjadi di Kabupaten Simalungun diantaranya adalah bencana berupa banjir, kekeringan, gempa bumi, tanah longsor dan banjir bandang.
Namun demikian, data tersebut tidak menunjukkan frekuensi/bencana paling dominan di daerah ini, tetapi hanya menunjukkan jumlah jiwa terdampak akibat bencana dari total populasi penduduk Kabupaten Simalungun.
Secara keseluruhan, kekeringan berdampak pada seluruh populasi penduduk di Kabupaten Simalungun. Bencana gempa bumi mendampak sekitar 44% populasi penduduk Kabupaten Simalungun, banjir sekitar 14%, tanah longsor 2% dan banjir bandang hanya sekitar 1%.
Pada tahun 2018 Indeks Risiko Bencana di Kabupaten Simalungun masuk dalam kategori sedang (72,58). Namun demikian, berdasarkan trend indeks risiko bencana (IRB) Kabupaten Simalungun, sampai tahun 2019 telah terjadi penurunan nilai IRB yakni sekitar 30% (menjadi 50,8).
Menurut BNPB (2018), penurunan ini terjadi karena adanya peningkatan kapasitas penanggulangan bencana di daerah tersebut.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bencana tanah longsor di Kabupaten Simalungun, yakni curah hujan, tata guna lahan (tutupan lahan), kemiringan lereng (topografi), kepadatan penduduk dan sungai.
Selain itu juga, faktor-faktor tersebut juga berpengaruh dan menyebabkan bencana banjir.
Kabupaten Simalungun memiliki tingkat dan intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pemicu tanah longsor dan banjir.